Curhat Pengusaha Katering: Rumahkan Pegawai-Jual Mobil Demi Bertahan

Curhat Pengusaha Katering: Rumahkan Pegawai-Jual Mobil Demi Bertahan

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 22 Jul 2021 20:00 WIB
katering makanan
Ilustrasi/Foto: shutterstock
Jakarta -

Banyak sektor usaha yang terdampak pandemi COVID-19. Bisnis katering pernikahan menjadi salah satu usaha yang terdampak.

Hal ini karena pembatasan dan pengetatan yang dilakukan membuat ruang gerak masyarakat menjadi sangat terbatas. Akibatnya resepsi pernikahan tak bisa digelar.

Pelaku usaha katering mengaku sangat berdarah-darah karena tak memiliki pendapatan sama sekali. Dia harus rela merumahkan pegawai sampai menjual mobil operasional untuk memenuhi kebutuhan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) kota Bandung Disa Sandhi (Celdi Catering) menceritakan kondisi pandemi ini sangat berat untuk pengusaha katering pernikahan.

"Bisa dibilang sekarang di tahun kedua pandemi berat banget buat pengusaha katering dan wedding. Karena kan ada juga pengisi acara, musik, perias, foto, tari sampai makanan kami terdampak semua," kata Disa saat berbincang dengan detikcom, Kamis (22/7/2021).

ADVERTISEMENT

Disa mengatakan dua bulan lalu ketika ada pelonggaran, pengusaha katering bisa sedikit bernapas lega karena sudah mulai ada acara resepsi pernikahan meskipun jumlahnya dibatasi.

Namun tak lama pemerintah menerapkan PPKM Darurat karena kasus COVID-19 melonjak. Dia menyayangkan karena selama ini pengusaha katering dan pernikahan tidak dilibatkan untuk memberikan masukan dalam menerapkan kebijakan.

Ada 10.000 pegawai katering terdampak. Cek halaman berikutnya.

Akibatnya, sejumlah acara dibatalkan dan menelan kerugian. Padahal semua tim dan anggotanya sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Dia mengatakan di Bandung ada sekitar 200 usaha katering yang tergabung dalam PPJI. "Misalnya satu katering itu ada 50 karyawan itu artinya ada 10 ribu orang yang tidak bisa bekerja," kata dia.

Disa mengungkapkan pelaku usaha katering ini tak pernah diminta pendapat oleh pemerintah setempat terkait langkah atau kebijakan pembatasan berikutnya.

"Pelaku usaha katering wedding ini tidak pernah dilibatkan, selain itu juga klien tidak diajak bicara juga. Karena jika mendadak ada kerugian besar, kami harus mengembalikan uang atau membatalkan banyak vendor," kata dia.

Menurut Disa, bantuan-bantuan atau insentif yang diberikan oleh pemerintah juga tidak merata. Karena itu bantuan tak bisa membantu para pelaku usaha katering ini.


Hide Ads