Pemerintah Vietnam menerapkan lockdown di ibu Kota, Hanoi, dan melakukan pembatasan lebih ketat imbas meningkatnya kasus COVID-19. Pengetatan itu dilakukan dengan memberhentikan sementara layanan transportasi, sementara layanan perbankan akan dikurangi.
Mengutip dari Reuters, Sabtu (24/7/2021) Selain itu, pemerintah juga akan menghentikan sementara konstruksi yang tidak terlalu penting. Semua pembatasan itu dilakukan karena rekor lonjakan kasus COVID-19.
Kementerian Kesehatan Vietnam memang mengungkap setelah adanya kenaikan rekor kasus COVID-19 sejumlah layanan akan dikurangi operasinya. Kemudian, Pemerintah juga telah menambah penyemprotan desinfektan selama seminggu di daerah berisiko tinggi COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Risiko penyebaran penyakit di kota sangat tinggi, membutuhkan tindakan tegas untuk mencegahnya," kata Ketua Komite Rakyat Hanoi, Chu Ngoc Anh.
Pusat ibu kota yang biasanya ramai itu terlihat kosong dan toko-toko tutup saat lockdown mulai berlaku, meskipun orang-orang masih terlihat di jalan-jalan di pinggiran kota.
Sebelumnya, sejak April pemerintah telah mengimbau orang di rumah saja dan kafe hingga restoran juga tutup lebih awal. Secara nasional, Vietnam telah memberlakukan pembatasan pergerakan di sekitar sepertiga dari 63 kota dan provinsi sejak wabah dimulai pada akhir April.
Sebagai informasi, Otoritas Vietnam melaporkan lebih dari 7.000 kasus infeksi baru di seluruh negeri pada hari Jumat (23/7), rekor ketiga dalam jumlah infeksi harian selama seminggu terakhir.
Dilansir dari AFP, setelah berhasil menekan wabah virus Corona terbatas tahun lalu, Vietnam telah mengalami lonjakan kasus infeksi Corona sejak akhir April.
Padahal tahun lalu, Vietnam salah satu dari sedikit negara yang perekonomiannya berkembang karena berhasil mengendalikan COVID-19 selama gelombang pertama pandemi. Tetapi negara itu lambat dalam pengadaan dan pemberian vaksin, baru hampir 4,5 juta dosis yang diberikan sejauh ini.