Efek pandemi COVID-19 menarik kalangan milenial untuk investasi kripto seperti Bitcoin cs. Namun tidak seperti saham, resiko pasar kripto memiliki tren naik turun yang cepat.
"Seperti kita tahu karena regulasi di Cina masalah lingkungan, seperti saham-saham besar sudah condong ke ESG. Jadikan orang bilang bitcoin enggak ramah lingkungan dan lain-lain, mereka secara komunitas blockchain lagi memperbaiki itu. Tapi saya melihatnya resiko utama capital lost, jadi di bitcoin ada yang capital gain ada capital lost jadi kalau kita investasi aset pasti ada resiko penurunan harga," ujar Founder Ternak Uang Tmothy Ronald dalam acara d'Mentor detikcom, Rabu (5/8/2021).
Selain itu kata Timothy investor kripto harus jeli melihat ada atau tidaknya proyek yang dikerjakan oleh developer coin. Jangan sampai hanya iming-iming keuntungan tetapi tidak ada proyek yang dikerjakan oleh developer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita harus lihat coin yang kita invest itu ada interaksi atau enggak, apakah ini proyek blockchain ini dikerjakan developer atau ini proyek yang benar-benar ada isinya benar-benar dipakai use case dan apa use case, itu merupakan hal yang penting banget. Kalau enggak kalian bisa dibohongi sama developer yang cuma diiming-iming proyek, lalu proyek enggak jalan dan orang banyak yang nyangkut investor," sambung Timothy.
Menurut Timothy resiko investasi kripto lebih tinggi dibanding instrumen lainnya, lantaran perputaran uang terjadi sepanjang waktu. Karena itu salah langkah mengambil keputusan bukannya untung tetapi bisa buntung.
"Orang yang baru masuk ke market dan coba ke kripto adalah waktunya, di mana kalau saham itu ada jam, ada waktu istirahat buat makan siang, kita bisa santai-santai sore. Sedangkan di kripto ini sedikit berbeda. di kripto itu enggak ada auto reject atas dan juga enggak ada auto reject bawah sekali turun satu lilin langsung turun lurus merah," tutur Timothy.
Timothy mengatakan kalau mau investasi kripto pastikan lebih dulu disiplin mengatur uang. Selain itu buat target rencana investasi ke depan.
"Karena gini dalam dunia investasi kita harus mengelola downset kita dulu bukan cari upset yang tinggi. Karena banyak banget ini teman-teman yang baru melek investasi, mau coba langsung ikut-ikutan trend. Kita harus cek dulu downset berapa, jadi manage resiko masing-masing," pungkas Timothy.
(edo/fuf)