Jakarta -
Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2021 hari ini. Pengumuman itu akan dilakukan siang ini secara virtual.
Indonesia sendiri sejak tahun lalu terjun ke dalam jurang resesi imbas dari pandemi COVID-19 yang meradang. Indonesia tercatat resmi resesi di kuartal III 2020 setelah mencatatkan kontraksi pertumbuhan ekonomi berturut-turut selama dua kuartal.
Rincinya, di kuartal II ekonomi Indonesia mulai kontraksi sebesar 5,32%, kemudian di kuartal III ekonomi masih terkontraksi di level 3,49%. Dengan begitu, Indonesia resmi resesi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski terlihat ada perbaikan, ekonomi Indonesia di kuartal IV 2020 juga masih minus 2,19%. Di awal tahun Indonesia membuka pertumbuhan ekonomi di kuartal I minus 0,74%.
Namun kuartal II ini, perbaikan ekonomi nampaknya di depan mata. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diramal akan tumbuh positif kembali.
Presiden Joko Widodo berkali-kali mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di level positif 7% pada kuartal II 2021. Lebih baik dari kuartal I yang masih minus 0,74%.
"Kita semua optimis di kuartal kedua dari sebelumnya kuartal satu minus 0,74%. Kita optimis kuartal kedua tumbuh insyaallah kurang lebih 7%," papar Jokowi saat memberikan sambutan pada pembukaan Munas Kadin VIII, Rabu (30/6/20210).
Dia pun memaparkan beberapa indikator pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini, yang dinilai Jokowi dipenuhi optimisme. Misalnya saja purchasing manager index manufaktur yang sudah mencapai 55,3% di bulan Mei. Jumlahnya melonjak jauh, bahkan dari sebelum pandemi yang menurutnya berada di angka 51%.
Lanjut ke halaman berikutnya
Kemudian dia mengatakan data perdagangan Indonesia juga mulai menunjukkan pertumbuhan, misalnya ekspor yang tumbuh hingga 58%, impor bahan baku tumbuh 79%, impor barang modal tumbuh 35%, hingga penggunaan listrik industri pun tumbuh 28%.
Lebih lanjut dari sisi permintaan, indeks kepercayaan konsumen pun sudah menyentuh angka 104,4 poin. Lalu indeks mobilitas masyarakat melonjak menjadi 5,2 poin. Indeks penjualan ritel juga tumbuh 12,9%. Konsumsi juga naik, penjualan kendaraan niaga misalnya tumbuh hingga 783% dan konsumsi semen tumbuh 19,2%.
Di sisi lain, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto juga pede pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di zona positif pada kuartal II. Sama seperti Jokowi, Airlangga meramal ekonomi akan tumbuh 7% di kuartal II 2021.
Meski begitu dia mengatakan di kuartal berikutnya mungkin akan turun ke level 1-3%. Airlangga menjelaskan untuk pertumbuhan ekonomi secara tahunan atau year-on-year (YoY) Indonesia diprediksinya mampu mencapai 3,7% hingga 4,5%. Angka tersebut direvisi dari proyeksi sebelumnya yaitu 4,5% sampai 5,3%.
"Dari segi pertumbuhan ekonomi, diharapkan kuartal II-2021 masih 7%, kuartal III turun ke 1-3%," kata Airlangga dalam acara rekomendasi Guru Besar FK UNAIR untuk Percepatan Penanganan COVID-19 yang disiarkan dalam YouTube Faculty of Medicine Universitas Airlangga, Jumat (30/7/2021).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga masih optimis jika pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 tetap bisa menyentuh angka 7%. Hal itu dikarenakan sebelum PPKM darurat pada April dan Mei mulai terjadi pemulihan yang sangat kuat.
"Kita masih optimis di atas 7% karena April-Mei hingga pertengahan Juni masih cukup kuat namun memang kita sadari risiko mulai melonjak dan ini berarti akan mempengaruhi terutama pada sisi konsumsi," tutur Sri Mulyani dalam acara Squawk Box CNBC Indonesia, Senin (12/7/2021).
Simak Video "Penjelasan BPS Soal Ekonomi RI 2020 Terburuk Sejak Krismon 98"
[Gambas:Video 20detik]