Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mendorong masifnya penerapan work from home (WFH) yang bukan saja menjadi strategi sektor industri tetap produktif di tengah pandemu, tapi juga mulai menjadi tren di kalangan pekerja.
Selain bisa terhindar dari risiko terpapar virus Corona, WFH juga bisa membantu para pekerja untuk lebih berhemat, setidaknya dari sisi biaya transportasi. Selain itu, WFH juga bisa meningkatkan produktivitas kerja karena tak perlu menghabiskan waktu dijalan seperti saat harus bekerja di kantor.
Meski demikian, WFH juga menyimpan risiko tersendiri. Berada di rumah seringkali membuat seorang pekerja kurang memperhatikan nutrisi yang diasupnya sehingga justru berisiko mengganggu kesehatannya. Bila sudah begini, produktivitas pekerja yang bersangkutan bisa ikut terganggu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Direktur PT Kobe Boga Utama, Dipa Utomo mengatakan setidaknya ada dua cara utama agar produktivitas kerja bisa terjaga selama WFH dan tidak justru berbalik memberi efek negatif bagi pekerja itu sendiri. Perta adalah mengelola pikiran.
"Pentingnya kesehatan tubuh dan pikiran di masa pandemi. Karena ada hubungan yang kuat antara stress dan kekebalan tubuh, sehingga jika pikiran lebih banyak berisi emosi negatif, tentunya dapat menurunkan stamina tubuh," jelas dia.
Cara kedua, adalah dengan menjaga asupan makanan yang bernutrisi.
"Selain itu, kami juga mengajak masyarakat untuk meningkatkan imunitas dengan konsumsi makanan berkualitas," jelas dia.
Dua cara menjaga kesehatan selama WFH ini juga menjadi salah satu kampamye yang Stay Well Stay Strong.
"Bersama kita pasti bisa hadapi pandemi. Stay happy, stay well, and stay strong everyone," tutur dia.
Diakuinya, saat WFH, tentu sulit untuk membagi waktu antara bekerja dan melakukan pekerjaan rumah seperti memasak. Namun, ada solusi di tengah kebuntuan itu. Pekerja yang melaksanakan WFH bisa memilih bahan makanan bernutrisi tinggi yang mudah dan cepat diolah.
"Tempe salah satu makanan yang dianjurkan karna mengandung banyak vitamin dan tinggi protein," samnbung dia.
Dokter Farhan Zubedi mengatakan, makanan tinggi protein seperti tempe sangat dianjurkan untuk menjadi lauk setiap saat karena tempe adalah salah satu makanan tinggi protein yang bermanfaat untuk meningkatkan imunitas melawan penyakit dan membantu proses penyembuhan.
"Setidaknya dibutuhkan 75-100 gram protein perhari untuk membantu proses pemulihan. Tempe mengandung banyak vitamin yang dibutuhkan tubuh seperti vitamin B12, kalsium, fosfor, kalium, lemak sehat dan serat. Oleh karena itu, mengonsumsi tempe yang tinggi protein dapat berpengaruh pada pasien yang terinfeksi COVID-19," ungkap Farhan.
Lantas bagaimana cara mengkreasikan menu tempe agar tidak membosankan untuk dimakan setiap hari. Menurut Chef Beca, menu paling mudah adalah menu tempe goreng tepung. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan menu tempe tersebut adalah pemilihan tepung bumbu yang praktis diolah dan aman dikonsumsi.
"Dalam membuat gorengan Tempe Kriuk, saya selalu menggunakan tepung bumbu andalan yaitu Kobe Tepung Tempe Kriuk. Karena membuat gorengan tempe renyahnya tahan lama dan lebih lezat berbumbu karena mengandung ketumbar asli," ujarnya.
Produk Kobe Tepung Tempe Kriuk memang diracik khusus untuk menghasilkan tempe goreng sempurna yang kriuk dan pas berbumbu. Diproses menggunakan teknologi modern, tanpa bahan pengawet dan pewarna buatan membuat tepung bumbu ini berkualitas dan telah bersertifikat halal dari MUI.
(dna/dna)