Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja mengumumkan ekonomi Indonesia tumbuh 7,07% di kuartal II-2020 secara year on year (yoy). Capaian pertumbuhan yang cukup signifikan.
Staf Khusus (Stafsus) Presiden Bidang Ekonomi, Arif Budimanta mengatakan capaian tersebut merupakan hasil kerja keras semua pihak.
"Pemerintah terus berupaya dengan sejumlah kebijakan fiskal, moneter maupun insentif perlindungan sosial dan pemulihan ekonomi agar perekonomian Indonesia tangguh dan tumbuh," tuturnya dalam keterangan resmi, Kamis (5/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arif mengatakan sejumlah kebijakan pemerintah selama ini melalui program bantuan sosial dan pemulihan ekonomi nasional, turut membantu menahan tekanan terutama kepada masyarakat dan juga pelaku usaha.
Menurutnya jika dilihat dari struktur pertumbuhan pada kuartal II-2021 tersebut, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan ekspor memiliki kontribusi yang baik kepada perekonomian nasional. Artinya ada perubahan kekuatan ekonomi baru di Indonesia.
"Jika ini terus dipertahankan akan membuat perekonomian nasional ke depan tidak hanya mengandalkan kekuatan konsumsi rumah tangga tetapi beralih ke arah yang lebih produktif yakni investasi dan ekspor. Pemerintah terus berupaya menjaga momentum ini," tuturnya.
Arif juga menyoroti pertumbuhan ekonomi di negara lainnya yang masuk dalam fase ekspansif. Seperti Amerika Serikat 12,2%, China 7,9%, dan Korea Selatan sebesar 5,9%. Oleh karena itu ekonomi dalam negeri perlu terus dikonsolidasikan agar dapat merebut peluang dari pemulihan ekonomi global tersebut.
"Beberapa Indikator ekonomi lainnya pada triwulan II juga menunjukan banyak penguatan dimana indeks keyakinan konsumen (IKK) meningkat 16,4 poin menjadi 104,4 dibanding posisi IKK pada triwulan I 2021 yakni sebesar 88,0. Realisasi Investasi pada Triwulan II 2021 juga tumbuh sebesar 16,2% atau secara kumulatif Januari hingga Juni 2021 tercatat tumbuh sebesar 10,0%," ucapnya.
Baca juga: RI Resmi Keluar dari Resesi Setelah 9 Bulan |
Dari sisi pemerintah, lanjut Arif, hingga semester I-2021 APBN telah dibelanjakan sebesar Rp 1.170,13 triliun atau 42,55% dari total belanja negara. Realisasi tersebut naik 9,38% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 lalu.
"Selain itu, ketahanan eksternal Triwulan II 2021 masih cukup baik dimana posisi neraca perdagangan yang secara konsisten mengalami surplus sejak April 2020 hingga Juni 2021. Surplus neraca perdagangan Januari hingga Juni 2021 tercatat sebesar US$ 11,86 miliar," tambahnya.
Meski begitu, menurut Arif Indonesia tetap harus berhati-hati. Sebab situasi pandemi COVID-19 masih terjadi dengan varian baru yang lebih ganas. Sudah banyak negara yang kembali memasuki situasi darurat dan memaksa untuk kembali melakukan pembatasan sosial yang lebih ketat.
"Oleh karena itu, seluruh pihak tetap harus bergotong-royong menghadapi berbagai persoalan yang masih mungkin terjadi, agar ekonomi Indonesia semakin tangguh dan tetap tumbuh," tutupnya.
(das/dna)