Tahun 2021 menjadi tahun yang penting untuk pengendalian pandemi COVID-19. Lantaran, vaksinasi dimulai pada tahun ini.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap, dengan berjalannya program vaksinasi ekonomi segera bangkit. Jokowi menuturkan, pengendalian melalui vaksinasi adalah game changer.
"Dan kita juga ingin perekonomian segera bangkit kembali dan pengendalian pandemi terutama melalui vaksinasi adalah game changer, adalah kunci yang sangat menentukan agar masyarakat bisa kerja kembali, anak-anak kita bisa belajar di sekolah lagi, agar kita bisa kembali beribadah dengan tenang dan perekonomian segera bangkit," ujar Jokowi saat menghadiri Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2021, 15 Januari 2021 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Hamdan Zoelva mengatakan, semakin cepat vaksinasi dilakukan maka laju COVID-19 semakin bisa ditahan. Dia mengatakan, vaksinasi penting karena mayoritas orang meninggal ialah mereka yang belum mendapat vaksin.
"Data-data menunjukan bahwa, data Depkes ya, 90% mereka yang meninggal itu adalah belum divaksin atau menolak divaksin gitu. Artinya kalaupun ada yang fatal setelah divaksin itu jumlahnya kecil gitu," katanya.
Menurutnya, vaksinasi perlu dikebut untuk mewujudkan kekebalan komunal atau herd immunity. Apalagi, tingkat fatal berupa kematian di Indonesia terhitung tinggi dibanding negara lain seperti Ameerika Serikat dan India.
"Kita ini termasuk sangat tinggi tingkat kematiannya. Karena itu mengapa ini bisa terjadi karena salah satunya itu adalah pentingnya vaksin untuk mengurangi tingkat fatalitas yang menimbulkan kematian," jelasnya.
Ia pun menilai ada dua hambatan vakasinasi ini. Pertama, banyak orang yang berminat namun tidak didukung dengan percepatan penyebaran atau distribusi vaksin. Kedua, memang ada masyarakat yang menolak namun itu jumlahnya sedikit.
"Bagaimana pun jg ini perlu diberikan sosialisasi secara terus menerus pentingnya vaksin itu," jelasnya.
Ia pun berharap, pemerintah segera melakukan terobosan. Jika vaksinasi masih dilakukan dengan cara biasa, ia tak yakin herd immunity bisa tercapai di akhir tahun.
"Saya sih berharap ada upaya-upaya luar biasa, kalau nggak tidak tercapai kalau tidak ada langkah-langkah yang luar biasa dilakukan pemerintah," katanya.
Anggota Komisi VI DPR Mufti Anam mengatakan, untuk mencapai herd immunity merupakan kerja bersama termasuk kalangan BUMN.
"Agustus ini akan menjadi kunci karena akan didistribusikan lebih dari 70 juta dosis," katanya.
Dia bilang, setidaknya ada tiga yang mesti dioptimalkan BUMN untuk membantu pemerintah mewujudkan herd immunity. Pertama, memastikan produksi atau pengolahan vaksin berjalan lancar sehingga pasokan terus tersedia di berbagai fasilitas kesehatan.
"Saat ini stok vaksin di banyak daerah langka. Bahkan, jadwal vaksinasi dosis 2 banyak yang tertunda. Tentu masalahnya kompleks, termasuk soal pasokan dari Bio Farma. Itu yang harus terus diperhatikan oleh BUMN," katanya.
Kedua, optimalisasi sumberdaya BUMN. Sentra vaksinasi BUMN yang dijalankan di kota-kota besar sudah bagus, tapi dukungan serupa perlu juga dilakukan di kota/kabupaten menengah-kecil.
"Ketiga, jalin kolaborasi dengan pemda untuk menggiatkan vaksinasi. BUMN bisa memberi dukungan, misalnya dengan menyediakan makanan tambahan/vitamin bagi peserta yang divaksin sehingga semakin menarik minat masyarakat," katanya.
(acd/dna)