Akhirnya Indonesia Keluar dari Resesi, tapi Harus Tetap Waspada!

Akhirnya Indonesia Keluar dari Resesi, tapi Harus Tetap Waspada!

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 06 Agu 2021 05:30 WIB
Pemulihan ekonomi nasional di tahun 2021 masih memiliki tantangan besar. COVID-19 masih menjadi faktor ketidakpastian alias hantu pemulihan ekonomi.
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2021 sebesar 7,07%. Ini artinya Indonesia resmi keluar dari resesi ekonomi akibat pandemi COVID-19.

Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan besaran produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 4.175,8 triliun. Sedangkan jika dilihat dari harga konstan PDB kuartal II-2021 Rp 2.772,8 triliun.

"Jika dihitung pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2021 dibanding kuartal I-2021 tumbuh 3,31%. Sedangkan jika dibandingkan kuartal II-2020 atau pertumbuhan secara tahunan 7,07%," jelas dia dalam konferensi pers virtual, Kamis (5/8/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memang, tahun lalu Indonesia masuk ke dalam jurang resesia kibat ekonomi yang terkontraksi selama dua kuartal berturut-turut. Walaupun sudah tumbuh positif dan keluar dari zona resesi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan Indonesia masih harus tetap waspada. Hal ini karena COVID-19 varian delta masih menyerang di sejumlah sektor yang daya tahannya kurang akibat COVID-19.

"Kewaspadaan kita masih sangat tinggi terutama karena kita lihat masih ada sektor yang akan terpengaruh karena adanya COVID-19 secara sangat tidak proporsional. Ada sektor yang memiliki resiliensi yang lebih tinggi dan oleh karena itu kita berharap akan terus terjaga," kata Sri Mulyani.

ADVERTISEMENT

Oleh karena itu pemerintah terus melakukan kajian dan analisa terhadap sejumlah kebijakan yang telah dikeluarkan dalam penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi. Dia berharap ekonomi bisa terjaga di level positif pada kuartal selanjutnya.

"Diharapkan pemulihan akan semakin merata dari mesin pertumbuhannya tetap terjaga, dari sisi komponen produksinya juga terjaga, dan dari sisi confidence terhadap pengendalian COVID akan bisa terus membuat masyarakat juga bisa mulai melakukan aktivitasnya secara normal," katanya.

Tingginya pertumbuhan ekonomi karena mobilitas mulai bergerak. Cek halaman berikutnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan tingginya pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II-2021 karena mobilitas masyarakat.

Pada kuartal III saat ini dengan adanya varian delta di mana kasus aktif meningkat, pemerintah harus menurunkan mobilitas. Mobilitas dan kegiatan ekonomi baru bisa dilakukan saat kasus kesehatan berhasil ditekan rendah.

Airlangga melihat, pertumbuhan kuartal III sangat tergantung seberapa cepat kasus varian delta bisa ditekan. Saat ini meski dari sisi bed occupancy ratio (BOR) sudah mulai turun namun kasus aktif masih sangat fluktuatif.

Ekonom Ryan Kiryanto mengungkapkan pertumbuhan ekonomi ini terjadi pada semua lapangan usaha. Paling signifikan terjadi di transportasi dan pergudangan 25,1% dan penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 21,58%.

"Sementara itu, industri pengolahan yang memiliki peran dominan juga mengalami pertumbuhan sebesar 6,58%," jelas dia.


Hide Ads