Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumsel tumbuh sebesar 5,71% (yoy) pada triwulan II-2021. Angka ini mengalami perbaikan dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2021 yang terkontraksi 0,40% (yoy).
Kepala BPS Provinsi Sumatera Selatan Zulkipli mengatakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumsel atas dasar harga berlaku triwulan II-2021 mencapai Rp 122,82 triliun, sementara jika melihat harga konstan 2010 mencapai Rp 81,80 triliun.
"Pertumbuhan sebesar 5,71%(yoy) ini jika dilihat dari berbagai sisi produksi, untuk pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 19,40%, diikuti administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 14,21%, dan perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 12,75%," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan melihat dari sisi pengeluaran, Zulkipli menyebut ekonomi Sumsel tumbuh sebanyak 5,71% yoy. Adapun pertumbuhan tersebut terjadi pada semua komponen, namun ekspor luar negeri dinilainya menjadi komponen dengan pertumbuhan paling besar yakni 36,19%.
"Ini disebabkan oleh ekspor pada beberapa komoditas utama yang mengalami peningkatan nilai dan volume, seperti ekspor bahan bakar mineral sebesar 81,60%, ekspor karet dan barang dari karet sebesar 57,28% dan ekspor lemak dan minyak hewan/nabati sebesar 10,63%," terangnya.
"Selain itu, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) juga mengalami pertumbuhan sebesar 6,65 persen; dan Komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT (PK-LNPRT) tumbuh sebesar 6,34%," imbuhnya.
Diungkapkan Zulkipli, jika dibandingkan dengan triwulan I 2021, perekonomian Provinsi Sumsel bertumbuh sebanyak 4,35% (qtoq). Menurutnya pertumbuhan tertinggi ada pada lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial karena didorong oleh pembayaran gaji ke-13 dan tunjangan hari raya bagi ASN.
"Pertumbuhan tertinggi berikutnya pada lapangan usaha pertambangan dan penggalian didorong oleh peningkatan produksi pertambangan batubara. Selain itu, hari raya Idul Fitri juga turut mendorong pertumbuhan beberapa lapangan usaha seperti perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor," paparnya.
Sementara itu, Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan pihaknya terus berupaya agar perekonomian Sumsel tetap stabil meski di tengah pandemi COVID-19. Salah satunya dengan mengeluarkan kebijakan penanganan COVID-19 dengan tetap mempertimbangkan berbagai aspek, seperti aspek kesehatan, aspek sosial dan terutama aspek ekonomi.
"Kita terus berupaya agar pandemi di Sumsel bisa tertangani dengan baik, dan perekonomian masyarakat tetap baik atau terkendali," pungkasnya.
(akd/hns)