Perkembangan teknologi saat ini sangat cepat. Masyarakat harus bisa mengimbangi dan mengikuti perubahan tersebut. Mulai dari sektor keuangan dan bisa memberikan keuntungan untuk para penggunanya.
CEO & Co-Founder Alia, Nadia Amalia mengungkapkan dalam hal pengelolaan keuangan, generasi milenial dan gen z ini cenderung punya pola konsumsi yang boros dibanding generasi sebelumnya.
Karena itu banyak dari generasi ini yang kesulitan mengontrol maupun mengelola keuangannya. Bahkan dari riset Alvara Strategic disebutkan rata-rata milenial hanya menabung kurang dari 10% pendapatannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nadia bersama rekannya Fransisca Susan (CTO & Co-Founder dan Fadhila (COO & Co Founder membangun Alia untuk fokus pada pengatur keuangan pribadi berbasis Artificial Intelligence.
Alia ini lahir ketika Nadia dan Susan mengikuti fintech pitching competition di Massachusets Institute of Technology di Amerika Serikat (AS). Tujuannya adalah meningkatkan literasi keuangan di Indonesia melalui teknologi. Sekarang Alia sudah membantu 20.000 nasabah dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,5 triliun.
"Alia diharapkan bisa membantu masalah pengelolaan uang di masyarakat dan memberi pemahaman dan manajemen yang lebih baik terhadap keuangannya," kata dia, Selasa (10/8/2021).
Alia yang diluncurkan sejak Januari 2020 ini menyediakan solusi yang end-to-end (terintegrasi) untuk seluruh kebutuhan finansial masingmasing individu. Automatic Financial Planning - mengintegrasikan seluruh produk finansial yang dimiliki nasabah mencakup e-wallet, dan bank untuk memberikan gambaran menyeluruh atas transaksi keuangannya.
Financial Habit Analytics dan AI Recommendation - menyediakan analisa terhadap kebiasaan pengeluaran nasabah dan memberikan rekomendasi melalui pemanfaatan teknologi Artificial Intelligence. Financial Consultation - didukung oleh para konsultan keuangan.
Pandemi membuat banyak usaha harus bertransformasi untuk bertahan dari tekanan. Misalnya transformasi ke industri 4.0 bisa membantu perusahaan untuk tetap beroperasi.
Mark Gabriel Priyono dan Julianto Yauwin pada tahun 2018, mendirikan PRIEDS yang bertujuan untuk mendukung akselerasi teknologi revolusi industri 4.0 oleh sektor industri di Indonesia.
"Sebagai solusi bisnis dan teknologi Software as a Service (SaaS), PRIEDS menyediakan solusi software Enterprise Resource Planning (ERP) berbasis cloud dan perangkat hardware terkoneksi berbasis Internet of Things yang terintegrasi. Solusi ini bertujuan untuk pengelolaan bisnis yang lebih efisien," ujar Mark.
Beberapa solusi yang disediakan oleh PRIEDS antara lain business intelligence dashboard, machine & automation, production & manufacturing management, smart warehouse & asset management, smart office, maintenance management system, customer relationship management, dan sales POS, finance & accounting. PRIEDS memiliki dua (2) model layanan produk yang disesuaikan dengan karateristik dan kebutuhan segmen klien.
PRIEDS Lite difokuskan untuk sektor UMKM yang menyediakan solusi manajemen kasir (POS), akuntansi, persediaan, stok, pembelian sampai produksi yang siap digunakan. "Dan juga, integrasi sistem dengan e-commerce marketplace. PRIEDS Premium untuk industri menengah hingga besar yang membutuhkan solusi yang lebih komprehensif, dan disesuaikan dengan kebutuhan hingga implementasi hardware IoT," imbuh dia.
Kedua produk PRIEDS ini dapat diakses di platform PRIEDS dengan sistem berlangganan dan/atau biaya implementasi one-time. PRIEDS telah memiliki 15+ modul, termasuk Internet of Things (IoT), akuntansi, gudang, purchasing & procurement, dan produksi, dan telah melayani lebih dari 12 industri di 12 kota antara lain FMCG, perbankan, tekstil, kesehatan, retail, pertambangan, logistik.
Sistem modular ini memberikan keuntungan bagi customer karena dapat memilih modul yang sesuai dengan kebutuhan bisnis dan dapat ditambahkan kapan saja, serta dapat diintegrasikan dengan berbagai sistem dan hardware.
Sistem berbasis cloud (hybrid/on-premise) ini juga menjamin keamanan data. PRIEDS telah bekerjasama dengan berbagai mitra strategis seperti Telkom Indonesia, Kawan Lama Sejahtera, Sanco Indonesia dan lain sebagainya. PRIEDS juga akan menghadirkan service marketplace untuk memperluas layanan dan mengembangkan ekosistem bisnis
(kil/fdl)