"Targetnya itu 2022, jadi kami akan membeli gabah dari petani. Dan kami seyakin-yakinnya beras itu akan menjadi beras premium karena mesinnya untuk beras premium. Cost untuk beras medium dan beras premium sama saja. Jadi tidak menjual beras premium lebih mahal dari beras medium. Jadi beras premium dengan medium itu harganya sama," kata dia di Kantor Pusat Perum Bulog, Jakarta, Kamis (12/8/2021).
Dengan begitu Buwas menegaskan tidak akan ada lagi impor beras. Mengingat sudah adanya beras premium yang diproduksi sendiri di dalam negeri.
"Insyaallah ini harapan negara ingin menyajikan yang terbaik kepada masyarakatnya. Maka kita nanti menyimpannya meskipun itu CBP tetapi itu adalah beras premium. Saya berharap TNI Polri ASN semua menggunakannya beras dari negara premium. Jadi produksi itu mampu kita serap dan kita gunakan. Jadi tidak ada lagi itu impor," tegasnya.
Buwas menjelaskan, bagaimana proses pembuatan beras premium di Bulog. Dia mengatakan nantinya para petani di Indonesia bisa menjual gabah ke Bulog. Kemudian, gabah itu yang akan diproduksi oleh Bulog menjadi beras premium
"Petani tidak perlu menjual beras lagi nantinya. Mereka akan diuntungkan. Pertani hanya memproduksi gabah dan menjual bentuk gabah harganya standar kemudian yang bertanggungjawab atas gabah itu Bulog. Mesin kapasitas beras premium berkapasitas 6.000 ton" pungkasnya.
(fdl/fdl)