Presiden Joko Widodo (Jokowi) mematok target investasi Rp 900 triliun di 2021. Pekerjaan rumah tersebut tentu tidak mudah untuk dicapai di tengah amukan pandemi COVID-19 akibat merebaknya varian Delta.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengakui bahwa kuartal III-2021 menjadi masa-masa berat karena ada PPKM darurat, kini diubah menjadi PPKM level 1-4. Sementara realisasi investasi pada semester I-2021 adalah Rp 442,7 trilliun atau 49,2% dari target.
"Banyak orang tanya saya 'Mas Bahlil apakah masih optimis untuk bisa mencapai Rp 900 triliun karena kuartal ketiga terjadi pandemi COVID?', saya katakan bahwa betul di kuartal ketiga adalah masa yang berat karena kita kena PPKM kurang lebih sekitar 1,5 bulan," kata Bahlil dalam webinar, Kamis (12/8/2021).
Untuk mengejar target tersebut, dia menjelaskan bahwa pihaknya menggunakan strategi klub sepak bola Juventus, yakni bertahan dan menyerang.
"Kalau ditanya tentang bagaimana cara mewujudkan target investasi Rp 900 triliun di 2021? Saya selalu menganalogikan begini, mengurus investasi di Indonesia di era pandemi COVID itu seperti permainan bola Juventus, bertahan dan menyerang," paparnya.
Bagaimana caranya? Bahlil menjelaskan bahwa waktu dirinya masuk di Kementerian Investasi, saat itu masih BKPM ada investasi mangkrak Rp 708 triliun. Strategi bertahan yang dimaksud adalah merealisasikan investasi mangkrak tersebut, yang sekarang sudah berhasil diselesaikan Rp 517 triliun.
"Yang kedua ada perusahaan-perusahaan yang sudah mendapatkan insentif fiskal baik dari dalam maupun luar negeri yang total proyek investasinya itu Rp 2.900 triliun. Jadi kami selesaikan dulu yang ada-ada ini, kami end-to-end turun dampingi segala macam," sebutnya.
"Begitu (investasi di dalam negeri) selesai sambil kita tengok di luar mana yang bisa mendatangkan (investasi) yang betul serius masuk ke Indonesia, ini yang disebut dengan (strategi) menyerang," sambung Bahlil.
Selain menerapkan strategi tersebut, dia menjelaskan bahwa pihaknya juga turun langsung ke lapangan untuk melihat kendala para investor yang mulai merealisasikan investasinya.
"Jadi memang ini harus berubah dari cara duduk di belakang meja turun ke lapangan, karena realisasi investasi itu apalagi kami kan mengurusnya bukan di sektor keuangan ya tidak di sektor perbankan, kami mengurus kan sektor riil, kami turun ke lapangan untuk mengecek teman-teman investor itu apa masalah kalian. Kadang-kadang kita naik motor masuk pabrik mereka," jelasnya.
Upaya berikutnya dalam menembus target investasi Rp 900 triliun di 2021, pemerintah tidak bisa lagi bergaya bossy atau main perintah.
"Kayak kami di Kementerian Investasi jujur kami harus turun melayani pengusaha di lapangan. Jadi nggak bisa lagi kayak gaya-gaya 'kamu nanti ketemu ya, ketemu ya' itu sekali-kali oke tapi lebih banyak di lapangan lah," tambah Bahlil.
(toy/eds)