La Nyalla Tak Terima RI Disebut Gagal Tangani Pandemi COVID-19

La Nyalla Tak Terima RI Disebut Gagal Tangani Pandemi COVID-19

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 16 Agu 2021 09:50 WIB
Sejumlah pasien menjalani perawatan di lorong IGD Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (23/6/2021). Akibat ruang isolasi COVID-19 di RSUD dr Soekardjo penuh dengan Bed Occupancy Rate (BOR) melebihi 100 persen, mereka terpaksa mengantre, bahkan belasan di antaranya terpaksa menunggu di lorong IGD lantaran masuk dalam daftar tunggu untuk dipindahkan ke ruang isolasi. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/
Ilustrasi Foto: ANTARA FOTO/ADENG BUSTOMI
Jakarta -

Pandemi COVID-19 sudah berjalan satu tahun lebih. Banyak masyarakat yang menganggap penanganan pandemi COVID-19 oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) gagal.

Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti tak sepakat dengan anggapan tersebut. Menurutnya, pemerintah sudah berusaha keras untuk mengurangi dampak dari pandemi yang terjadi di seluruh dunia tersebut.

"Kami memberikan apresiasi atas semua upaya dalam menangani pandemi COVID-19 saat ini. Tentu tidak mudah dengan menjaga keseimbangan sektor ekonomi, oleh karena itu kami tidak setuju pendapat bahwa negara gagal menangani pandemi ini, bahwa ada kekurangan kami harus akui," katanya dalam pidato di Gedung MPR/DPR, Senin (16/8/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia juga mengapresiasi pemulihan yang dilakukan pemerintah di beberapa sektor ekonomi nasional. Hasilnya terlihat ekonomi Indonesia bisa tumbuh hingga 7% di kuartal II-2021.

"Kami apresiasi di sektor pemulihan ekonomi nasional di mana Indonesia mampu meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, meskipun masih didominasi konsumsi yang ditopang belanja pemerintah dan momentum konsumsi di Idul Fitri dan Idul Adha," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

"Apakah mesin ekonomi berjalan sebab bila industri dan manufaktur berjalan berarti kredit bank bergulir, buruh tetap bekerja dan market menyerap barang. Kami juga berharap industri yang berjalan bukan hanya didominasi industri farmasi saja, tapi juga padat karya lainnya," jelasnya.

Menurutnya, saat ini industri kesehatan RI juga masih didominasi oleh impor. Sementara anak bangsa yang berkarya di industri tersebut belum percaya diri untuk memproduksi sendiri.

"Kita juga mengetahui bagaimana industri kesehatan kita yang masih didominasi impor, sementara anak bangsa kita yang mau produksi alat medis belum dapat kepercayaan dari kita sendiri, mulai dari ventilator sampai vaksin merah putih dan vaksin nusantara," katanya.




(ang/eds)

Hide Ads