Anak usaha PT Indofarma Tbk (INAF), yakni PT Farmalab Indoutama menurunkan tarif pemeriksaan RT-PCR (polymerase chain reaction) di Airport Health Center Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang) dan Bandara Husein Sastranegara (Bandung).
Tarif pemeriksaan RT-PCR di dua lokasi tersebut mulai 17 Agustus 2021 diturunkan jadi Rp 495.000 (hasil 1x24 jam), dari harga sebelumnya Rp 850.000.
Penurunan tarif PCR sejalan dengan Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan Nomor: HK.02.02/I/2845/2021 Tentang Batas Tarif Tertinggi Pemeriksaan Reserve Transcrption Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Husein Sastranegara telah berkoordinasi dengan Farmalab selaku penyedia fasilitas kesehatan yang menjalankan Airport Health Center di kedua bandara tersebut untuk menurunkan tarif RT-PCR menjadi Rp 495.000 sejalan dengan SE dari Kemenkes," kata VP of Corporate Communication AP II, Yado Yarismano dalam keterangan tertulis, Rabu (18/8/2021).
Tak hanya itu, layanan rapid test antigen juga diturunkan tarifnya menjadi Rp125.000 di seluruh bandara yang dikelola AP II. Sebelumnya layanan ini dipatok Rp 200.000.
Bagi yang mau memanfaatkan layanan tersebut, Airport Health Center di Bandara Soekarno-Hatta dibuka 24 jam di Terminal 2 dan Terminal 3. Sementara di Bandara Husein Sastranegara dibuka pukul 07.00 - 16.00 WIB.
Seperti diketahui, calon penumpang pesawat harus menunjukkan kartu vaksinasi dan surat keterangan tes COVID-19 sesuai yang dipersyaratkan untuk dapat melakukan perjalanan di masa pandemi ini.
Yado menjelaskan Airport Health Center dioperasikan sebagai fasilitas untuk mendukung calon penumpang pesawat dapat memenuhi protokol kesehatan di tengah pandemi COVID-19.
"Perjalanan di masa pandemi ini hanya untuk keperluan mendesak, dan kami juga mengimbau kepada calon penumpang pesawat agar dapat melakukan tes COVID-19 di fasilitas kesehatan lainnya di luar bandara agar setibanya di bandara dapat langsung memproses keberangkatan," ujar Yado.
Simak juga video 'Pandangan Epidemiolog soal Perbedaan Harga PCR Indonesia dan India':