Stasiun pengendali atau gateway ini berfungsi untuk mengendalikan dan mengawasi pergerakan Satelit Satria I dan melakukan manajemen jaringan. Satelit ini akan mulai beroperasi secara komersial pada November 2023.
"Ini juga jadi sarana komunikasi data antara Satelit Satria I dengan kita di bumi," ungkap Johnny.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun, Proyek satelit ini dikerjakan oleh PT Satelit Nusantara Tiga (SNT). Direktur Utama SNT Adi Rahman Adiwoso mengatakan Satelit Satria akan menjadi satelit terbesar di Asia.
"Satelit ini adalah yang terbesar di Asia, dengan 150 giga byte per second kapasitasnya, dan hidupnya bisa 15 tahun," ungkap Adi dalam acara yang sama.
Adi menjelaskan secara lengkap, Satelit Satria I punya tinggi sekitar 6,5 meter, bobot 4,5 ton, kapasitas 150 giga byte per second, dengan masa hidup sampai 15 tahun. Satelit ini juga dilengkapi dengan teknologi mutakhir, seperti electric propulsion yang bikin hemat bahan bakar karena menggunakan penggerak listrik.
Menurut Adi hingga kini proses pembuatan satelit sudah berjalan, total pengembangan terkini sudah mencapai 33%. Dia menyebutkan komponen satelit yang dibuat perusahaan Thales Alenia Space sudah digarap di Prancis dan akan selesai awal tahun depan.
"Pembangunan dimulai, saat ini konstruksi badan satelit dari karbon dan kevlar yang membuat sistem satelit menjadi enteng dan kuat sudah dipasang. Segala macamnya mulai dipasang di Prancis dan akan selesai awal tahun," papar Adi.
Seluruh satelit akan disiapkan untuk diluncurkan pada kuartal II 2023 dengan target November 2023 semua hal sudah diset dan satelit bisa digunakan secara komersial. Peluncuran satelit akan dilakukan oleh Space X di Florida, Amerika Serikat.
"Space X sudah confirm kesediaannya luncurkan Satria I, nanti ini pada kuartal II 2023 akan diluncurkan dari Cape canaveral, Florida," ungkap Adi.
(hal/zlf)