Ekspor Tumbuh 8,72%, Sektor Pertanian Dinilai Penyelamat Ekonomi RI

Ekspor Tumbuh 8,72%, Sektor Pertanian Dinilai Penyelamat Ekonomi RI

Angga Laraspati - detikFinance
Kamis, 19 Agu 2021 18:22 WIB
Petani di Banyuwangi tidak setuju dengan rencana pemerintah impor beras. Kebijakan tersebut dinilai sama dengan membunuh petani secara perlahan, karena harga gabah akan semakin rendah.
Foto: Ardian Fanani/detikcom
Jakarta -

Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI) Riyanto mengapresiasi pertumbuhan positif ekspor pertanian selama periode Januari-Juli 2021 mencapai 8,72% (YoY) atau sebesar US$ 2,24 miliar. Menurut Riyanto, pertumbuhan tersebut adalah bukti sektor pertanian merupakan penyelamatan ekonomi di masa pandemi.

"Pertanian selalu jadi penyelamat dalam kondisi apapun yang kita hadapi saat ini. Termasuk dalam kondisi pandemi yang masih berlangsung," ujar Riyanto dalam keterangan tertulis, Kamis (19/8/2021).

Riyanto mengatakan pertumbuhan ini terjadi karena kolaborasi apik yang dibangun antara petani, eksportir dan pemerintah berjalan dengan sangat baik. Terlebih dalam urusan permodalan usaha yang digenjot melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kolaborasi ini sangat bagus karena ada sinergi kuat antar semua pihak, khususnya dalam membangun sektor pertanian. Apalagi kemarin saya lihat pemerintah baru saja menggelar kegiatan merdeka ekspor," katanya.

Sementara itu, Kepala Biro Humas dan informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri mengatakan pemerintah terus berupaya mendorong akselerasi ekspor pertanian untuk membantu proses pemulihan ekonomi nasional.

ADVERTISEMENT

"Seperti yang sudah diungkapkan Pak Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo), peningkatan ekspor pertanian memiliki peran penting dalam mengentaskan kemiskinan, terutama kalangan petani. Untuk itu, kami siap menggelar karpet merah untuk eksportir sehingga ekspor pertanian kita bisa terus meningkat," imbuh Kuntoro.

Selain itu, kata Kuntoro, peningkatan signifikan pada ekspor industri pengolahan juga menjadi catatan khusus bagi jajaran Kementan untuk terus mendorong hilirisasi hasil produksi pertanian.

"Ke depan, sesuai perintah Presiden Jokowi dan arahan Menteri Pertanian, kita akan terus memperkuat industri hilirisasi pertanian," tutupnya.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis perkembangan ekspor Indonesia pada periode Juli 2021. Dalam rilisnya BPS menyebutkan nilai ekspor pertanian periode Januari-Juli 2021 mengalami pertumbuhan positif, yakni 8,72% (YoY). Kenaikan terjadi karena ekspor tanaman obat, aromatik, dan rempah-rempah mengalami peningkatan.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Juli 2021 mencapai US$ 120,57 miliar atau naik 33,94% dibanding periode yang sama tahun 2020. Lebih dari itu, ekspor nonmigas menyumbang 94,35% dari total keseluruhan ekspor periode Januari-Juli 2021.

Di sisi lain, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan pada Januari-Juli juga mengalami kenaikan yang cukup tajam, yaitu sebesar 31,36%. Kontribusi terbesar pada periode ini disumbang oleh komoditas lemak dan minyak hewan/nabati senilai US$ 16,59 Miliar.

(ncm/hns)

Hide Ads