Industri penerbangan mengalami pukulan yang berat karena terdampak pandemi COVID-19. Hal itu disebabkan oleh terbatasnya pergerakan atau mobilitas masyarakat.
Kondisi tersebut juga berdampak pada anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk atau GMF. Dalam kondisi yang berat ini, manajemen putar otak agar bisnis ini terus bertahan.
Direktur Utama GMF Andi Fahrurrozi mengatakan, salah satu cara yang ditempuh ialah masuk ke industri pertahanan. Tahun ini, pihaknya mendapat kontrak dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan) senilai US$ 80 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk tahun ini pesawat TNI AU yang kita dapatkan dari kontrak melalui Kementerian Pertahanan adalah modifikasi center wings box untuk 8 pesawat Hercules C-130 yang akan pesawat pertama, akan masuk bulan Desember 2021. Nominal kontrak itu adalah US$ 80 juta dan itu kontribusinya sangat besar bagi GMF," katanya dalam koferensi pers, Jumat (20/8/2021).
"Kemudian dengan TNI AU tahun ini kita mendapatkan maintenace untuk beberapa engine CFM 56-3. Kemudian support komponen service dan juga untuk material untuk mendukung overhaul dari pesawat-pesawat 737 TNI AU," tambahnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga mengatakan mendapatkan kontrak dari Kementerian Sekretariat Negara untuk perawatan pesawat Kepresidenan.
"Kami juga mendapatkan kontrak dari Setneg untuk perawatan pesawat BBJ Kepresidenan," tambahnya.
Tak hanya itu, di luar aviasi GMF mendapatkan proyek dari PT PLN (Persero) khususnya pada anak usaha untuk overhaul generator. Kemudian, kontrak dari PT Pertamina (Persero) untuk turbin dan generator.
"Selain itu kami juga masuk ke pembangkit swasta untuk mendapatkan proyek-proyek non aviasi ini," ujarnya.
Upaya efisiensi juga terus dilakukan untuk menghadapi situasi yang tidak menentu. Salah satunya ialah menurunkan biaya material dan sub kontraktor melalui negosiasi untuk amandemen kontrak. Dari sisi sumber daya manusia (SDM), pihaknya melakukan perampingan dengan skema tetap mempertahankan pegawai tetap dan tidak menambah pegawai. Pegawai berkurang karena adanya pensiun normal.
"Hanya jumlah pegawai berkurang karena pensiun normal dan tidak kita lakukan penggantian," terangnya.
(acd/dna)