Pelaku perjalanan dari Provinsi Kalimantan Utara mengaku kesulitan memperoleh akses terhadap tes PCR. Padahal dokumen hasil tes ini menjadi persyaratan perjalanan udara atau penerbangan.
Itu salah satunya disuarakan Tari, warga Makassar yang mengaku kesulitan mendapat akses tes PCR di Kaltara. Ia sampai harus bekelili ke tiga rumah sakit di kota terbesar Kaltara, yakni Tarakan.
"Saya sudah keliling tiga rumah sakit di Tarakan. Karena hanya tiga rumah sakit itu yang menjadi rujukan hasil tes PCR-nya bisa dipakai buat syarat perjalanan," tutur Tari, Minggu (22/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pun ada rumah sakit yang menyediakan tes PCR di luar tiga rumah sakit rujukan, hasilnya tak bisa digunakan sebagai syarat perjalanan.
"Jadi bikin susah ini. Yang ada, nggak bisa digunakan untuk syarat terbang. Giliran yang bisa digunakan untuk syarat terbang, eh dia nggak tersedia. Tunggu jadwal terus katanya, dan itu harus booking dari jauh-jauh hari dengan kuota yang sangat terbatas. Saya nggak pernah dapat," jelas dia.
Keluhan serupa disampaikan Arya. Sama dengan Tari, Arya yang berprofesi sebagai karyawan swasta itu juga kelimpungan mencari akses tes PCR di Kaltara. Akibat kelangkaan tes PCR tersebut, Arya yang semula ke Kaltara dalam rangka perjalanan bisnis selama 3 hari itu mengaku sampai harus terjebak di Kaltara hingga lebih dari sebulan lamanya.
"Bayangin saya habis berapa untuk bayar hotel karena saya kan di sini nggak ada keluarga. Cuma gara-gara PCR nggak tersedia. Kan aneh, dijadikan syarat, tapi nggak disediakan," tegas dia.
Arya mengaku seperti dipaksa menggunakan alternatif transportasi darat untuk keluar provisnis ini.
"Apa namanya kalau kita nggak dikerjain. PCR dijadikan syarat, tapi ketersediaannya langka. Kalau memang nggak bisa menyediakan, ya jangan dijadikan syarat. Aturan nggak masuk akal. Ini kayak kita sengaja diarahkan untuk lewat darat dulu ke Tanjung Selor atau ke Balikpapan. Itu pun makan waktu lama ya? Ribet," tandas dia.
(dna/dna)