Direktur Rumah Ekonomi Rakyat Taufik Amrullah mendorong agar stakeholder seperti Kementerian Perdagangan dan BUMN mengoptimalkan serapan hasil panen dari petani lokal. Menurutnya, produktivitas pertanian yang sudah cukup baik harus diimbangi akses pasar yang mudah.
Taufik mengulas saat ekonomi nasional mengalami resesi, sektor pertanian tetap mampu mempertahankan kinerja positif. Ia menyebut sudah banyak petani yang menerapkan sistem modern sehingga produktivitasnya meningkat.
"Kita ketahui, petani kita sudah mulai berproses. Mulai menerapkan budidaya dan manajemen yang modern. Ini tentu berimbas pada peningkatan produktivitas dan performa. Misalnya, PDB pertanian di triwulan pertama tahun 2021 tumbuh 2,95% padahal ekonomi nasional mengalami tekanan," jelas Taufik dikutip dalam keterangan tertulis, Senin (23/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menegaskan performa dan capaian produksi petani tersebut harus difasilitasi dengan infrastruktur tata kelola pasca panen yang mumpuni.
"Kuncinya sinergitas. Kementan all out pada ranah produksi, Kemendag dan BUMN memainkan peran selanjutnya. Mengatur tata niaga dan menciptakan ekosistem yang friendly bagi petani," urai Taufik.
Ia menyatakan sinergi dan mitigasi dini yang dilakukan terhadap komoditas pertanian strategis akan mengantisipasi kelangkaan maupun fluktuasi harga. Seperti pada komoditas hortikultura seperti cabai yang sekarang harganya anjlok.
"Memasuki panen raya, harga cabai sekarang turun, 15 ribu (rupiah) per kg. Padahal sebelumnya mencapai Rp 40 rb per kg. Jadi, produksi cabai yang melimpah sekarang ini harus diserap pasar nasional secara maksimal. Saat harga tinggi, Kementan melakukan langkah stabilisasi dengan memberikan subsidi distribusi dari daerah surplus ke daerah defisit." Terang Taufik.
Langkah yang dilakukan Kementan dinilainya sudah cukup baik. Namun, hasilnya akan lebih signifikan jika kementerian lain yang terlibat juga lebih proaktif
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi cabai nasional pada tahun 2020 mencapai 2,77 juta ton, meningkat 7,11% dibandingkan pada 2019. Sementara itu, nilai nilai ekspor cabai tahun 2020 mencapai US$ 25,18 juta, naik 69,86% dari tahun 2019 dengan negara tujuan Saudi Arabia, Malaysia, dan Nigeria.
(prf/hns)