Saat ini sebagian kota besar di Indonesia menghadapi tiga krisis defisiensi, yaitu infrastruktur yang sudah tua dan kinerja yang memburuk, sumber air yang terbatas, serta kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang terbatas.
Oleh karena itu dibutuhkan pengelolaan operasional yang difokuskan pada masalah yang paling kritis dan mengabaikan operasional dan pemeliharaan yang berdampak untuk jangka panjang.
Kasubdit Teknis Perencanaan Teknis Direktorat Air Minum Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Dades Prinandes mengungkapkan ancaman kehilangan air semakin besar. Oleh karena itu pemerintah memiliki roadmap Smart Grid Water Management yang dicanangkan pada RPJMN 2020-2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yaitu integrated Smart Water Management, Integrated Water Resource Management, serta pengembangan kompetensi sumber daya manusia. Harapannya dengan digitalisasi sektor air minum ini dapat mendukung pencapaian target 100% hunian akses air minum layak termasuk 15% akses aman pada 2024," kata dia, Selasa (24/8/2021).
Manajer Kelola Sistem Informasi dan Aset Properti PDAM Surya Sembada Kota Surabaya Nanang Widyatmoko mengungkapkan PDAM Surya Sembada sudah mulai melakukan digitalisasi PDAM sejak tahun 2000.
PDAM Surya Sembada saat ini telah menerapkan pemanfaatan sejumlah teknologi digital antara lain manajemen aset digital, pelaporan operasional Instalasi Pengelolaan Air Minum (IPAM) dan Rumah Pompa Distribusi (RPD) berbasis digital, serta pelaporan tekanan air berbasis digital.
Dalam menunjang digitalisasi, PDAM Surya Sembada telah membangun Data Center sebagai pusat penyimpanan data digital serta Service and Operation Command Centre (SOCC) sebagai pusat monitoring dan kontrol kegiatan operasional dan layanan.
Melalui pemanfaatan teknologi digital ini, PDAM Surya Sembada dapat meningkatkan Availability dan Reliability IPAM dan RPD lebih dari 99%, Specific Energy Consumption (SEC) dibawah 0,3 kWh/m3 , dan tingkat kehilangan air 27% dengan 24% pelanggan bertekanan minimal 0,7 bar. PDAM Surya Sembada memiliki target jangka panjang untuk mencapai tingkat kehilangan air 20% dengan 100% pelanggan bertekanan minimal 0,7 bar dan mengurangi biaya listrik sebesar 30%.
"Kami berharap mendapat dukungan dari banyak pihak untuk merealisasikannya, salah satunya dari Schneider Electric," ujar dia.
Arsitektur EcoStruxure for Water and Wastewater dari Schneider Electric Komitmen Schneider Electric terhadap aspek keberlanjutan (sustainability) dibuktikan dengan mengembangkan solusi pengelolaan energi dan otomasi berbasis lingkungan, dan menerapkan solusi tersebut di dalam kegiatan operasional perusahaan.