Para ahli menyebut Malaysia memimpin penurunan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Penyebabnya karena varian Delta COVID-19 yang memaksa banyak negara untuk menerapkan kembali pembatasan sosial.
Melansir Bangkok Post, Kamis (26/8/2021) proyeksi pertumbuhan ekonomi Malaysia untuk tahun ini diturunkan paling banyak, naik 1,4 poin secara persentase menjadi 4,3%. Itu merupakan data hasil survei ekonom terbaru yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi Thailand, diturunkan menjadi 1,2% dari 2,4%. Meski Malaysia yang memimpin penurunan ekonomi, Thailand masih diperkirakan akan mencatat pertumbuhan paling lambat.
Singapura adalah satu-satunya negara di kawasan ini yang melawan tren penurunan peringkat. Ekonomi Singapura diperkirakan akan tumbuh 6,5% dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya sebesar 6,3%.
Penyebaran cepat varian Delta yang sangat menular dan tingkat vaksinasi yang rendah telah membuat sebagian besar negara di Asia Tenggara lengah. Kawasan ini mencatat pemulihan ekonomi yang kuat pada kuartal kedua, tetapi itu juga karena periode yang sama tahun lalu sebagai pembanding begitu buruk kondisinya
Kawasan ini sekarang mengalami penurunan tajam dalam tingkat konsumsi masyarakat dan investasi swasta. Penyebabnya karena langkah-langkah penekanan, serta dukungan fiskal dan moneter yang tidak memadai, kata Trinh Nguyen, ekonom senior di Natixis SA di Hong Kong.
Untuk kuartal III saat ini, perkiraan pertumbuhan PDB Malaysia dipangkas paling banyak di kawasan ini, sebesar 2,8 poin persentase dari survei bulan Mei. Thailand adalah yang terburuk kedua, dipotong lebih dari 2 poin persentase di kuartal ketiga dan keempat.
Bank Pembangunan Asia bulan lalu menurunkan perkiraan pertumbuhan Asia Tenggara dalam tambahan prospeknya menjadi 4% dari 4,4%.
Lihat Video: Pidato Perdana, PM Baru Malaysia Bicara Stabilitas Politik