Luhut Ingatkan Tahun Depan Gelombang COVID-19 Bisa Datang Lagi

Luhut Ingatkan Tahun Depan Gelombang COVID-19 Bisa Datang Lagi

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 27 Agu 2021 16:32 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan kembali lagi bicara soal ancaman COVID-19. Luhut mengatakan tahun depan bisa jadi akan ada gelombang lonjakan kasus COVID-19 yang menghantam dunia. Hal itu sesuai dengan prediksi dari salah satu literatur yang dia baca.

Luhut yang juga menjadi koordinator PPKM Jawa Bali ini mengatakan arahan Presiden Joko Widodo ke bawahannya adalah membuat suatu konsep dan rencana untuk bisa hidup berdampingan dengan virus Corona.

"Kita semua akan hidup, seperti arahan Presiden, dalam keadaan COVID seperti ini. Tadi ada satu tulisan saya baca lagi, kalau tahun depan ini bisa saja ada gelombang berikutnya," ungkap Luhut kala menghadiri soft launching Kereta Bandara YIA, Yogyakarta, Jumat (27/8/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Maka saya ingatkan, harus jaga protokol kesehatan dengan ketat, sehingga kita bisa navigasi dalam kondisi itu," katanya.

Luhut menegaskan pemerintah akan menggenjot percepatan dan pemerataan vaksinasi hingga pengetatan penerapan protokol kesehatan. Tak terkecuali penerapan aplikasi Peduli Lindungi di tempat umum.

ADVERTISEMENT

"Semua kegiatan kita akan jalan dengan Peduli Lindungi, tujuannya untuk memastikan semua kita misalnya yang ada di ruangan ini itu negatif (COVID-19) dan sudah divaksin," ungkap Luhut.

Di sisi lain, Luhut pun meminta penerapan aplikasi Peduli Lindungi bisa dilakukan di Stasiun Kereta Bandara YIA. "Maka di sini juga harus segera dipasang Peduli Lindungi," ujarnya.

Luhut sendiri tidak cuma sekali bicara soal prediksi ancaman pandemi COVID-19 di waktu-waktu yang akan datang. Baru kemarin, Luhut menyatakan pandemi COVID-19 belum bisa diprediksi kapan selesainya.

Malah ada kemungkinan besar menurutnya Indonesia akan hidup berdampingan dengan COVID-19. Maka dari itu pemerintah akan berupaya mencari cara agar virus bisa dikendalikan, meskipun tidak bisa dihilangkan.

"Dari beberapa literatur dan penelitian pakar-pakar dalam dan luar negeri kita belum tahu kapan COVID ini akan berakhir. Kita mungkin akan hidup dengan ini, maka kita harus kendalikan ini," ungkap Luhut dalam peluncuran Gernas BBI Pelangi Sulawesi, Kamis (26/8/2021).

Meski begitu, dirinya menilai Indonesia akan lebih siap bila muncul gelombang lonjakan kasus di waktu yang akan datang. Setidaknya, persiapan pemerintah lebih baik menurutnya dibandingkan saat lonjakan kasus pada bulan Juli lalu terjadi. Tapi, Luhut sendiri berharap gelombang-gelombang lonjakan kasus tidak lagi terjadi di Indonesia.

"Kalau sampai kejadian, kita ini lebih bagus daripada bulan Juli. Saya rasa kita lebih siap dari bulan Juli. Tapi ya bagusnya memang nggak terjadi lagi itu," ungkap Luhut dalam tayangan acara Forum Fristian di channel YouTube TVRI Nasional.

"Kita ingin dengan yang kita punya sekarang bisa dilalui ini dengan baik," ujarnya.

Bicara soal kesiapan pemerintah, Luhut menjabarkan apa yang sudah disiapkan pemerintah. Misalnya saja kesiapan tempat tidur dan fasilitas kesehatan di rumah sakit. Jumlah fasilitas yang disiapkan menurut Luhut sudah sangat cukup.

Di sisi lain, untuk ketersediaan oksigen pun sudah lebih baik dibandingkan dengan saat lonjakan kasus di bulan Juli terjadi. Saat itu ketersediaan oksigen medis sangat kurang, bahkan terjadi kelangkaan.

"Kenapa lebih siap? Tempat tidur saja misalnya, di luar Jawa ada 42 ribu, di Jawa ada 49 ribu. Ini sudah kita siapin. Sekarang oksigen juga makin baik, ada banyak sekarang oksigen, relatif oke. Ada oksigen konsentrator, oksigen generator juga ada," ungkap Luhut.

Lebih lanjut dia menjamin ketersediaan obat-obatan juga sudah cukup dan tidak ada lagi kelangkaan. Di sisi lain jumlah vaksin juga sudah banyak, hanya tinggal percepatan penyuntikannya saja.

Luhut juga mengatakan sistem pendataan COVID-19 juga makin terintegrasi saat ini. "Pengalaman kita sistem data juga makin terintegrasi," katanya.

Seperti diketahui, virus COVID-19 terus menerus bermutasi dengan cepat. Dunia belum selesai mengendalikan varian Delta, kini varian lambda jadi momok baru.

Bahkan varian virus terbaru yang dikenal juga dengan nama resmi C37 sudah mulai menyebar ke negeri tetangga, Filipina. Ancaman lonjakan kasus lambda pun bisa saja terjadi seperti varian delta.


Hide Ads