Pandemi COVID-19 bikin angka pengangguran meningkat. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan terbesar terjadi pada warga usia produktif alias anak muda.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan peningkatan tingkat pengangguran terbuka (TPT) terjadi pada penduduk berusia 20-24 tahun dan 25-29 tahun.
"Pengangguran akibat pandemi yang jadi catatan adalah pengangguran pada usia muda lumayan tinggi," kata Margo dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (30/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih rinci dijelaskan, pengangguran pada usia 20-24 tahun meningkat 3,36% dari 17,66% pada Februari 2020 menjadi 14,3% pada Februari 2021. Sementara pengangguran usia 25-29 tahun meningkat 2,26% poin dari 7,01% di Februari 2020 menjadi 9,27% di Februari 2021.
Penduduk dengan usia lainnya relatif memiliki porsi lebih kecil. Tingkat pengangguran penduduk usia 30-34 tahun sebesar 4,94%, usia 35-39 tahun 3,74%, usia 40-44 tahun 3,55%, dan usia 44-49 mencapai 3,27%.
"Sementara kalau (dari) posisi pendidikan, pendidikan SMA dan lulusan perguruan tinggi (paling banyak menganggur). Kalau pengangguran dengan edukasi yang baik biasanya tuntutannya banyak, ini jadi persoalan sosial yang harus kita pikirkan," tutur dia.
Bertambahnya tingkat pengangguran terbuka mempengaruhi tingkat kemiskinan. Penduduk miskin bertambah dari 9,78% menjadi 10,14%. Sementara penduduk miskin ekstrem meningkat dari 3,8% tahun 2020 menjadi 4% tahun 2021.
"Catatan penting yang perlu diperhatikan adalah kemiskinan ekstrem yang meningkat. Sebaran kemiskinan ekstrem terjadi di Pulau Jawa. Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah kemiskinan ekstremnya sangat tinggi," pungkas Margo.
(aid/zlf)