Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Golkar Nusron Wahid minta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir turun tangan menyelamatkan PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Nusron mengungkapkan, pandemi COVID-19, membuat banyak usaha terpukul, salah satunya KAI, buntut dari mobilitas orang yang terbatas akibat kebijakan PPKM yang berkepanjangan.
"Tindakan penyelamatan bisa dilakukan dengan migrasi usaha, dalam arti PT KAI tidak hanya menyediakan transportasi manusia, tetapi juga transportasi logistik sebagai pengangkut barang," kata Nusron Wahid dalam rapat kerja dengan Menteri BUMN, Senin (30/8/2021).
Menurut Nusron, di negara manapun angkutan barang yang paling efisien untuk jarak jauh adalah kereta. Tapi di Indonesia lebih banyak menggunakan angkutan darat lewat truck, yang muatannya melebihi kapasitas.
"Tapi faktanya pemerintah tidak mendukung proses migrasi transportasi darat yang lebih murah lewat kereta api. Pemerintah cenderung membiarkan jalan tol dan jalan raya dikuasai oleh angkutan truck yang kapasitasnya sampai 50 sampai 100 ton. Ini yg membuat jalan cepat rusak dan ujung-ujungnya memberatkan negara," terang mantan Ketua Umum GP Ansor ini.
Oleh karena itu; Nusron Wahid minta Erick turun tangan dengan cara membuat kebijakan memberlakukan Over Dimention Over Loading (ODOL) sesuai ketentuan UU No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas yang mengatur muatan berlebih alias truk 'obesitas'.
"Pak Erick Thohir harus bicara dengan Menhub, agar angkutan kendaraan darat hanya boleh untuk kapasitas maksimal 20 ton. Jangan kayak sekarang, baja, beton mobil dan alat-alat berat yang muatannya hampir 100 ton masuk di jalan raya. Akibatnya jalan rusak berat dan merugikan publik," tegasnya.
Apalagi, lanjut Nusron, daripada mahal ongkosnya, kenapa tidak mengoptimalkan kereta api saja yang selain lebih murah, juga aman dan tidak beresiko.
Simak Video "Erick Thohir: Tak Mungkin BUMN Berpihak Pada Tenaga Kerja Asing!"
[Gambas:Video 20detik]
(hal/eds)