Agung menilai, rencana bisnis yang jelas dan terarah dapat menarik lebih banyak investasi baru ke daerah. Di samping itu, penerapan di lapangan baik perizinan, akses terhadap lahan, ketenagakerjaan, dan perpajakan diharapkan juga dapat dipermudah agar investasi bisa direalisasikan dengan cepat.
Secara umum Agung turut mengapresiasi peluncuran OSS RBA. Menurutnya, hal tersebut semakin menegaskan keseriusan pemerintah memperbaiki iklim investasi nasional.
Untuk menarik lebih banyak investasi dan meningkatkan pelayanan bagi investor, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dan Menteri Keuangan Sri Mulyani telah menandatangani Nota Kesepahaman pada awal bulan Agustus lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menkeu mendukung penggunaan sistem OSS sebagai upaya perbaikan iklim investasi di Indonesia, dan menyampaikan harapannya akan implementasi Sistem OSS ini dalam menghadirkan kepastian berusaha dan berinvestasi. Diharapkan pemulihan ekonomi paska pandemi ini bisa berjalan sangat sehat dan kuat terutama didorong oleh kegiatan investasi.
Kementerian Investasi juga menandatangani Nota Kesepahaman dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, untuk mendorong investasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang sebagian besar adalah UMKM.
Seperti diketahui, selain mendorong pertumbuhan usaha di level mikro dan kecil melalui kemudahan perizinan, Kemenves belakangan cukup agresif menarik calon-calon investor baru. Salah satunya perusahaan global besar di sektor perkebunan yaitu Cargill yang mengucurkan investasi tambahan sebesar US$ 350 juta. Di samping itu perusahaan teknologi raksasa Microsoft juga berencana membangun pusat data di Indonesia.
Bahlil mengatakan, pihaknya memang cukup agresif mempromosikan Indonesia dan mengundang perusahaan global untuk berinvestasi di Indonesia. Bahlil masih optimis target Rp 900 triliun akan dapat dicapai meskipun Indonesia masih berjuang mengatasi pandemi. Hal ini tidak terlepas dari hasil pembangunan infrastruktur dan reformasi regulasi selama beberapa tahun belakangan ini, termasuk OSS RBA, ungkapnya.
Terhitung sejak Januari hingga Juni tahun 2021, kinerja realisasi investasi Indonesia tercatat mencapai Rp 442,8 triliun atau 49,2 % dari target Rp 900 triliun pada akhir tahun, dengan jumlah PMA sebesar Rp 228,5 triliun dan PMDN sebesar Rp 214,3 triliun.
(dna/dna)