Gandeng UEA, Mendag Pede RI Bisa Kuasai Industri Halal Dunia

Gandeng UEA, Mendag Pede RI Bisa Kuasai Industri Halal Dunia

Aulia Damayanti - detikFinance
Kamis, 02 Sep 2021 18:45 WIB
Women wearing masks for protection against the coronavirus, walk in the Mall of Dubai on April 28, 2020, after the shopping centre was reopened as part of moves in the Gulf emirate to ease lockdown restrictions imposed last month to prevent the spread of the COVID-19 illness. (Photo by Karim SAHIB / AFP)
Foto: AFP/KARIM SAHIB
Jakarta -

Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi mengatakan melalui Perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Emirat Arab atau Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement (IUAE-CEPA) akan mendorong industri halal kolaboratif antara Indonesia-UEA di dunia.

"Produk halal antara Indonesia dan UEA menjadi salah satu topik. Saya bercita-cita untuk membangun industri halal kolaboratif yang kuat antara Indonesia dan UEA, tidak hanya untuk pasar gabungan, tetapi juga untuk dunia," katanya dalam konferensi pers The Negotiations for Indonesia-UAE CEPA secara virtual, Kamis (2/9/2021).

Ia pun mengungkap berdasarkan Laporan ekonomi islam global tahun 2020 dan 2021, diperkirakan Pasar Halal Global diproyeksikan mencapai US$ 2,4 triliun pada tahun 2024. Dengan data itu Lutfi pede dengan adanya perjanjian IUAE-CEPA bisa mencapai prediksi tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Laporan ekonomi Islam global 2020 dan 2021 memperkirakan bahwa Pasar Halal Global diproyeksikan mencapai sekitar US$ 2,4 triliun pada tahun 2024. Tentu menjadi salah satu prioritas utama dalam perjanjian ini. Jadi kami memanfaatkan dan potensi global bersama-sama berkaitan dengan e-commerce," jelasnya.

Meningkatkan produk halal ini juga disebut bukan hanya untuk investasi saja tetap juga untuk menciptakan lapangan kerja baru. "Tidak hanya dan Investasi dan juga menciptakan lapangan kerja," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Lutfi menekankan, industri halal dan e-commerce sangat menjanjikan. Hal itu dibuktikan dengan perkembangan perdagangan dari UMKM yang terus melesat. Namun, meski menjanjikan menurutnya RI-UAE harus memiliki keselarasan dalam menciptakan bisnis digital.

"Bayangkan jika arus barang dan jasa bergerak mulus melalui e-commerce. UKM kami dapat berinteraksi dengan pembeli dengan mudah dan aman. Kemungkinan dan kesempatan akan Tak Terbatas dan tak terhingga dan seterusnya," ujarnya.

Oleh sebab itulah, RI menggaet investor UEA untuk mengembangkan usaha ekonomi digital. Lutfi mengungkap CEPA ini bertujuan untuk menyediakan jalur investasi yang lebih besar dari UEA, khususnya di bidang-bidang prioritas seperti industri Halal, ekonomi digital dan Manufaktur untuk produk bernilai tambah.

Dalam rangka meningkatkan industri Halal, Lutfi mengatakan UEA dan RI akan menggelar acara Islamic Fashion Week pada Oktober mendatang. Untuk fesyen islami sendiri menjadi hal yang besar, mengingat RI sendiri menjadi bagian dari 58 negara yang terdaftar dalam organisasi islam.

"Beliau (Minister of State for Foreign Trade UEA, Thani bin Ahmed Al Zeyoudi) mengatakan kepada saya bahwa ramainya pasar pasar Islam ini yang ada di Afrika seperti kita ketahui dengan diplomasi UEA dengan Afrika mempresentasikan pasar Afrika yang luar biasa. Oleh sebab UEA bukan hanya sahabat sejati kita tetapi juga sebagai pintu untuk pasar non traditional market kita," pungkasnya.


Hide Ads