Generasi 90-an pasti ingat sama minuman serbuk instan bernama Marimas. Dengan banyak varian rasa, Marimas biasanya dijual di warung-warung dengan harga yang bersahabat di kantong. Marimas pertama kali didirikan di Semarang oleh Harjanto Halim. Harjanto merupakan lulusan teknologi pangan di sebuah Universitas di Amerika Serikat (AS).
Sepulangnya dari AS pada tahun 1990, Harjanto memang tidak langsung membangun Marimas. Dia memulai usaha kecil-kecilan seperti susu telur madu jahe (STMJ), membuat makanan ringan, membuka agen air mineral hingga membuat bumbu masak.
Sampai akhirnya 5 tahun kemudian, Harjanto melihat minuman kemasan dengan rasa jeruk. Tapi bentuknya sirup atau di dalam botol. "Saya kepikiran lah membuat yang sachet karena supaya tidak ribet, kalau di botol kan ribet. Mau beli harus tukar botol dan rawan dikerubungi semut dan takut juga botolnya pecah," kata dia saat berbincang dengan detikcom, Jumat (3/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harjanto mengungkapkan, sesuai dengan bidang yang dia pelajari di teknologi pangan. Bentuk sachet ini juga mengarah ke efisien dan ringkas. Karena satu kali seduh cocok untuk satu gelas.
Dalam perjalanan membangun Marimas, Harjanto juga harus turun ke pasar-pasar dan menawarkan kepada pedagang. Tidak mudah katanya. Banyak pedagang yang ragu dengan produk Marimas itu. Mereka tidak yakin dengan minuman serbuk yang bisa diseduh untuk satu gelas.
"Saya jelaskan ke mereka, ini seperti jamu lho, diseduh satu gelas. Mereka awalnya nggak percaya, masa minuman begini diseduh kayak jamu. Tapi saya gigih terus menawarkan, kasih contoh gratis ke mereka," tambah dia.
Harjanto memakai cara yang unik saat memasarkan Marimas. Seperti apa caranya? klik halaman berikutnya.