Rusli menilai kenaikan pun tidak lah besar, rata-rata hanya Rp 10 ribu dan Rp 20 ribu paling besar. Pihaknya sendiri tak banyak menaikan harga, pasalnya masih banyak stok seragam yang belum laku.
"Yah naik juga kecil, barang Rp 5-10 ribu, ceban (Rp 10 ribu) lah rata-rata, gede-gedenya Rp 20 ribu. Kalau kita kaga naikin banyak, stoknya masih lumayan," ungkap Rusli.
Pedagang lainnya, Nasrul, mengatakan hal yang sama. Kenaikan permintaan membuat harga seragam naik tipis. Kendati demikian, dia menegaskan seragam sekolah masih terjangkau harganya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya kan pada kagak jualan tuh kemarin, tahu-tahu yang minta banyak. Barang kita sedikit kagak lengkap, maka kita beli lagi jadi rada naik, maka jual naik dikit," kata Nasrul.
Kenaikan terjadi paling banyak di baju seragam sekolah basic. Nasrul mencontohkan, misalnya saja seragam kemeja putih SD, yang tadinya seharga Rp 40 ribuan, kini dijual Rp 50 ribuan.
Meski begitu, kenaikan permintaan yang terjadi diakui Nasrul dan Rusli tak begitu banyak memberikan dampak kepada bisnis seragam sekolah. Kenaikan permintaan hanya sedikit tak sampai 10%. Bicara keuntungan kenaikan permintaan ini hanya sebagai angin lalu.
"Ya kita bersyukur mah bersyukur ada naik, tapi ya dibilang untung angin-anginan doang ini sih," kata Nasrul.
"Ya naik cuma paling gede 10% ordernya, nggak berasa banget sih. Ya kita dapat duit, langsung habis juga buat makan, nutup karyawan, dan lain-lain," ungkap Rusli.
(hal/dna)