Ini Lho Dampak Nyata Tapering buat Kamu, Harga Tempe hingga Gula Bisa Meroket

Ini Lho Dampak Nyata Tapering buat Kamu, Harga Tempe hingga Gula Bisa Meroket

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 03 Sep 2021 12:56 WIB
Kenaikan harga kedelai impor berdampak pada harga tempe dipasaran. Kementerian Pedagangan pun memberi sinyal bahwa harga tahu dan tempe akan kembali naik.
Ini Lho Dampak Nyata Tapering buat Kamu, Harga Tempe hingga Gula Bisa Meroket
Jakarta -

Indonesia disebut menjadi salah satu negara yang rentan akan dampak tapering dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS). Tapering ini akan berdampak terhadap melemahnya rupiah terhadap dolar AS. Kondisi ini bisa membuat sejumlah harga komoditas impor mengalami kenaikan.

Managing Director of Political Economic and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan mengatakan semua komoditas barang hingga bahan pangan yang masih impor akan naik. Seperti beras hingga gandung yang masih banyak impor dari luar.

"Kalau misal beras yang masih impor juga, dan gandung yang 100% impor, itu semua akan naik. Kemudian yang lain juga perlahan-lahan juga ikut naik, kalau kita beli bahan setengah jadi, barang modal kita beli, otomatis ongkos produksi kita juga akan mahal, harganya juga akan naik," katanya kepada detikcom, Jumat (3/9/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akibatnya, jika harga-harga akan naik daya beli masyarakat yang sudah turun akibat pandemi juga akan semakin turun karena adanya kenaikan harga tersebut.

"Ekonomi Indonesia akan lebih lambat lagi, karena kan daya beli akan menurun, kalau kita biasa belinya 10 barang jadi 9,5 barang karena itu harga naik," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Apa saja komoditas yang harganya bisa naik? Lanjut ke halaman berikutnya.

Dihubungi terpisah Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan jika tapering melemahkan nilai tukar rupiah mencapai 3-4% maka ancaman naiknya harga barang impor bisa berdampak luas ke seluruh sektor ekonomi. Dia mengungkap 4 komoditas yang harus diwaspadai, yakni gandum, gula, daging sapi dan beras.

"Dari beberapa barang yang perlu diwaspadai adalah gandum, gula, daging sapi dan beras. Keempat komoditas tersebut selain porsi impornya besar juga mengalami kenaikan harga sejak awal tahun di pasar internasional. Kedelai juga bisa naik. Intinya bahan pangan yang impornya tinggi akan sensitif terhadap imported inflation," ujarnya.

Kenaikan bahan pangan itu juga akan meluas kepada pedagang, mereka akan ikut menaikan barang dagangannya. Hal itu terjadi karena memang harga beli bahannya sudah naik, misalnya pedagang daging hingga pedagang tempe

"Dampaknya luas pedagang makanan akan menaikkan harga sebagai kompensasi naiknya biaya bahan baku," imbuhnya.

Kemudian, menurutnya tapering yang akan berdampak pada imported inflation atau kenaikan harga barang impor efeknya akan menyebabkan pendapatan masyarakat tergerus dan melambatnya pemulihan ekonomi pada 2022. Bahkan menambah penduduk yang masuk ke jurang kemiskinan.

"Bagi masyarakat kelas menengah atas mungkin lebih berdampak ke berkurangnya simpanan, atau perilaku menahan belanja. Tapi bagi kelas menengah kebawah, efeknya ke penambahan jumlah penduduk miskin," tutupnya.


Hide Ads