Sri Mulyani Girang Kasus Corona Turun, tapi Mumet Mikirin Utang Pemerintah

Sri Mulyani Girang Kasus Corona Turun, tapi Mumet Mikirin Utang Pemerintah

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 03 Sep 2021 17:18 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati hadir dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI. Rapat itu membahas pagu indikatif Kementerian Keuangan dalam RAPBN 2022
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan ekonomi terganggu akibat penyebaran COVID-19 varian delta. Penurunan mobilitas masyarakat akibat pembatasan ketat sejak Juli lalu membuat sektor bisnisterdampak.

"Sejak bulan Juli menurun lagi mobilitas masyarakat, orang ga lagi pergi belanja dan yang lain-lain maka ritel dan rekreasi merosot lagi minus-nya 13% mobilitas minus-nya 17% dalam 1 bulan di bulan Juli pembelian grocery menurut indeks untuk belanja ritel yang dihitung oleh Bank Mandiri merosot di bawah 100 lagi, indeks transaksi yang diukur oleh BCA menurun di bawah 100 poin lagi di negatif territory," katanya dalam acara webinar FEB UNPAD, Jumat (3/9/2021).

Ia mengatakan kebijakan pemerintah yang berdampak pada lumpuhnya mobilitas, tidak lebih untuk melindungi keselamatan masyarakat terhadap ancaman varian delta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tetapi aksesnya di bidang sosial ekonomi sangat berat dan ini artinya kita harus formulasikan lagi kebijakan. Meskipun kita lihat Alhamdulillah, meskipun kita tahu berat namun kita bersama-sama masyarakat, dunia usaha, pemerintah telah menyebabkan sekarang kasusnya menurun lagi," ujar Sri Mulyani.

Meski terjadi perbaikan dia menjelaskan APBN masih terus diperlukan untuk memulihkan ekonomi negara. Upaya pemulihan ekonomi telah dilakukan sejak tahun lalu. Sri Mulyani mengatakan formulasi kebijakan yang pernah dilakukan pemerintah dengan melakukan revisi APBN selama dua kali pada tahun lalu.

ADVERTISEMENT

"APBN masih dalam situasi menyangga pemulihan yang masih dalam tahap sangat awal. Kami merevisi APBN hingga dua kali tahun lalu pertama melalui Perpres 54 kemudian Perpres 72 dengan ini kami bersama dengan DPR melakukan secara sangat cepat," tuturnya.

Sri Mulyani berbicara mengenai utang pemerintah. Lanjut ke halaman berikutnya.

Sri Mulyani pun mengatakan selama pemulihan ekonomi dirinya tidak ingin utang negara membengkak. Maka dia mengatakan pendapatan negara harus semakin diperbaiki, oleh karena itu ada perbaikan dalam perpajakan. Kemudian, belanja negara mulai dari pemerintah pusat hingga daerah juga harus diperbaiki dan dihindari dari korupsi.

"UU nomor 2 kita memang dibolehkan memiliki defisit di atas 3% namun tentu ini akan menimbulkan tadi yang disebut pembiayaan dan utang negara yang meningkat. Kita harus menyehatkan APBN, artinya pendapatan negara harus semakin diperbaiki makanya ada reformasi di bidang perpajakan," katanya.

"Kalau kita bicara tentang belanja negara maka kualitas belanja negara pusat dan daerah semuanya harus makin diperbaiki efisien, efektif tidak tumpang tindih dan tentu tidak dikorupsi dan pembiayaan utang harus semakin diturunkan dengan demikian postur APBN akan menjadi kembali sehat," tutupnya.


Hide Ads