Jakarta -
Pemerintah memutuskan untuk tak lagi memberikan vaksin gratis bagi orang kaya dan tergolong mampu pada tahun 2022. Hal itu disampaikan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut mengatakan, tahun depan bisa dimungkinkan ada 100 juta orang kaya di Indonesia. Saat ini saja, dia menyebut, ada 52 juta orang yang sudah aman secara finansial atau masuk dalam kategori kelas menengah.
"Tahun depan nggak mau lagi kita memvaksin orang menengah ke atas yang jumlahnya mungkin lebih dari 100 juta itu," ungkap Luhut dalam acara Forum Nasional Kemandirian dan Ketahanan Industri Alat Kesehatan, yang disiarkan melalui YouTube Farmalkes TV, dikutip Sabtu (4/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, memang kelas menengah di Indonesia ini tumbuh dengan cepat. "Kelas menengah ini tumbuh lebih cepat dari kelompok lain," ujarnya.
Senada dengan pernyataan Luhut, sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga sudah membeberkan rencana vaksinasi mandiri atau berbayar itu.
Rencana vaksin berbayar itu akan dijalankan mulai tahun depan dan akan diberlakukan untuk masyarakat yang mampu alias orang kaya demi mempercepat program vaksinasi COVID-19. Sri Mulyani mengungkapkan hal tersebut saat memaparkan Tanggapan Pemerintah terhadap Pandangan Umum Fraksi atas RUU APBN 2022 beserta Nota Keuangannya.
"Upaya percepatan vaksinasi dilakukan melalui pelaksanaan program vaksinasi yang dibiayai APBN, juga untuk tahun depan ada skema vaksinasi mandiri pada kelompok masyarakat yang mampu," papar Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR, Selasa (24/8/2021).
Di sisi lain, Luhut menyatakan Indonesia sendiri sedang berusaha memenuhi kebutuhan vaksin dengan produksi dalam negeri. Seperti apa rencananya?
Luhut menyatakan, sudah ada perusahaan lokal yang melakukan kerja sama produksi vaksin dengan China. Perusahaan tersebut adalah PT Etana Biotechnologies.
Menurutnya vaksin dengan platform mRNA akan diproduksi Etana dengan perusahaan asal China. Bila sebelumnya, Luhut mengatakan produksi vaksin dilakukan pada bulan April, kini dia mengatakan vaksin tersebut akan diproduksi Juli tahun depan.
"Ini ada Etana, dia kerja sama dengan China. Dengan platform mRNA, mereka akan produksi Juli tahun depan," papar Luhut.
Luhut menjabarkan ada 70 juta dosis vaksin yang bakal diproduksi Etana. Namun, sebenarnya Luhut meminta Etana dan perusahaan China bisa memproduksi hingga 100 juta dosis vaksin.
Pasalnya, dia mengatakan vaksin dari Etana pasti akan dibeli pemerintah. Tiap tahunnya, menurut Luhut pemerintah mungkin akan butuh 200 juta dosisn vaksin untuk disuntikkan ke masyarakat.
"Jumlahnya 70 juta dosis. Tapi, saya minta 100 juta, ini saya bilang pemerintah pasti beli. Jadi apa yang saya katakan tiap tahun ini vaksin akan disuntik ke 200 juta orang," ungkap Luhut.
Lalu, dengan perusahaan mana Etana akan memproduksi vaksin? Dalam catatan detikcom, Etana Biotech bekerja sama dengan perusahaan asal China Walfax Abogen. Vaksin yang diproduksi bernama ARCov.
Perkembangan terakhir, vaksin ini sedang dalam tahap uji klinik fase 3 dan sedang disiapkan sarana produksi untuk proses transfer teknologi.
Selain Etana, ada juga beberapa perusahaan lainnya dalam paparan Luhut yang akan memproduksi vaksin di dalam negeri. Mulai dari PT Kalbio Global Medica, PT Combiphar Dong-A Indonesia, PT Biotis Pharmaceutical Indonesia, dan PT Bio Farma.