Di sisi lain, Luhut menyatakan Indonesia sendiri sedang berusaha memenuhi kebutuhan vaksin dengan produksi dalam negeri. Seperti apa rencananya?
Luhut menyatakan, sudah ada perusahaan lokal yang melakukan kerja sama produksi vaksin dengan China. Perusahaan tersebut adalah PT Etana Biotechnologies.
Menurutnya vaksin dengan platform mRNA akan diproduksi Etana dengan perusahaan asal China. Bila sebelumnya, Luhut mengatakan produksi vaksin dilakukan pada bulan April, kini dia mengatakan vaksin tersebut akan diproduksi Juli tahun depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini ada Etana, dia kerja sama dengan China. Dengan platform mRNA, mereka akan produksi Juli tahun depan," papar Luhut.
Luhut menjabarkan ada 70 juta dosis vaksin yang bakal diproduksi Etana. Namun, sebenarnya Luhut meminta Etana dan perusahaan China bisa memproduksi hingga 100 juta dosis vaksin.
Pasalnya, dia mengatakan vaksin dari Etana pasti akan dibeli pemerintah. Tiap tahunnya, menurut Luhut pemerintah mungkin akan butuh 200 juta dosisn vaksin untuk disuntikkan ke masyarakat.
"Jumlahnya 70 juta dosis. Tapi, saya minta 100 juta, ini saya bilang pemerintah pasti beli. Jadi apa yang saya katakan tiap tahun ini vaksin akan disuntik ke 200 juta orang," ungkap Luhut.
Lalu, dengan perusahaan mana Etana akan memproduksi vaksin? Dalam catatan detikcom, Etana Biotech bekerja sama dengan perusahaan asal China Walfax Abogen. Vaksin yang diproduksi bernama ARCov.
Perkembangan terakhir, vaksin ini sedang dalam tahap uji klinik fase 3 dan sedang disiapkan sarana produksi untuk proses transfer teknologi.
Selain Etana, ada juga beberapa perusahaan lainnya dalam paparan Luhut yang akan memproduksi vaksin di dalam negeri. Mulai dari PT Kalbio Global Medica, PT Combiphar Dong-A Indonesia, PT Biotis Pharmaceutical Indonesia, dan PT Bio Farma.
(eds/eds)