Anggota Komisi VI DPR Nusron Wahid menyatakan santri harus banyak berperan serta dalam mengisi kemerdekaan Indonesia di masa mendatang. Menurut Nusron, setidaknya ada tiga pilar yang mengisi kemerdekaan Indonesia. Pertama yaitu ulama, kedua yaitu pengambil dan pelaksana kebijakan, dan yang ketiga adalah politisi.
"Kalau santri Sarang, muridnya Mbah Maimun yang sekarang dilanjutkan sama putra-putranya, di antaranya Gus Ghofur dan Gus Idrar ingin menjadi ulama itu sudah keharusan. Namun juga harus mulai membuka diri masuk ke sektor pelaksana kebijakan, salah satunya berkarir di BUMN, seperti berkarir di Semen Indonesia," ujar Nusron Wahid dalam acara Refleksi Kemerdekaan; Peran Umat Islam 76 Tahun Perjalanan Bangsa Indonesia, di Ponpes Al-Anwar III Sarang, Kabupaten Rembang Jawa Tengah, dalam keterangan tertulis Sabtu (4/9/2021).
Hadir juga dalam acara tersebut, Corporate Secratery PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG, Vita Mahreyni dan sejumlah jajaran Teras PT SIG, Pengasuh Ponpes Al-Anwar KH Abdul Ghofur Maimun Zubair dan KH Muhammad Idrar Maimun Zubair.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Nusron, santri-santri sebagai komponen kader umat Islam di Indonesia harus mampu berkiprah di semua sektor di Badan Usaha Milik Negara. Sebab mengurus BUMN dengan baik dan tidak korupsi juga bagian dari implementasi perjuangan. Sebab kalau BUMN diurus oleh orang yang tidak benar akan berbahaya.
"Semen Indonesia itu punya negara. Karena BUMN. Harus diisi orang baik dan jujur dan punya akhlak. Saya yakin BUMN akan maju diisi dan dipimpin santri yang punya kapasitas tinggi, integritas dan akhlak yang baik. Saya yakin santri Sarang mampu dan akhlaknya serta kejujurannya tidak diragukan," terang tokoh muda NU ini.
Mantan Ketua Umum GP Ansor ini menambahkan selama ini santri cenderung dipandang sebelah mata, dianggap hanya bisa mengaji dan tukang doa.
"Harus dibuktikan bahwa santri punya kelebihan dan daya juang untuk urus negara dan BUMN secara profesional," ujarnya.
Sementara itu, Corporate Secretry PT SIG Vita Mahreyni mengatakan PT Semen Indonesia sangat terbuka dengan anak bangsa dari manapun asal punya kemampuan dan integrity.
"Apalagi kalau santri dari Rembang, kami senang sebab dekat lokasi pabrik. Tapi harus punya kemampuan," ujarnya.