Nomor Induk Kependudukan (NIK) Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sertifikat vaksinasi COVID-19 tersebar di media sosial. Lindungi data pribadi jangan sampai hal itu terjadi padamu.
Jika NIK bocor seperti Jokowi, risikonya bisa disalahgunakan untuk pemalsuan identitas seperti KTP palsu, yang pada akhirnya bisa digunakan untuk penipuan pinjaman online (pinjol).
"Sertifikat bocor ya NIK kita bocor, kalau NIK kan lengkap ada tanggal lahir, alamat, pekerjaan sebagaimana ada di KTP. Dan ini bisa digunakan kejahatan lainnya seperti pembuatan KTP palsu, yang bisa dipakai buka rekening bank, penipuan pinjol atau kejahatan siber lainnya," kata Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi dikutip Minggu (5/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebocoran data itu juga berisiko digunakan pembuatan sertifikat vaksin palsu. Mengingat sekarang sertifikat vaksin COVID-19 menjadi syarat masuk mal, penerbangan, hingga transportasi darat.
"Kalau sebelumnya tren adalah hasil swab antigen atau swab PCR palsu, ke depan akan ramai penggunaan sertifikat vaksin palsu karena dipakai sebagai akses untuk bermacam kegiatan, masuk mal, penerbangan, dan lainnya," lanjutnya.
Dia mengimbau masyarakat untuk waspada agar sertifikat vaksin COVID-19 tidak digunakan oleh orang lain. Untuk itu, dia menyarankan agar masyarakat jangan mencetak sertifikat vaksinasi COVID-19.
"Sebaiknya jangan dilakukan pencetakan sertifikat pada pihak lain. Kalau mau cetak sendiri atau tetap saja versi digital," ujarnya.
Lanjut membaca ke halaman berikutnya