4 Fakta Negara Paling Bahagia di Dunia, RI Urutan 82-Finlandia Unggul Terus

4 Fakta Negara Paling Bahagia di Dunia, RI Urutan 82-Finlandia Unggul Terus

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 08 Sep 2021 06:00 WIB
Girlfriends using Smartphone in Coffeeshop
Ilustrasi/Foto: Istock

Pemerintah Finlandia percaya jika siswa belajar terlalu pagi, misalnya jam 6 atau jam 8 pagi mereka akan cenderung lebih ngantuk dan tidak semangat.

Faktor lainnya adalah tingkat kejahatan di Finlandia dikabarkan sangat rendah. Lalu, tingkat kesetaraan lebih baik dari negara lainnya. Semua orang di sana tidak pernah memandang bagaimana latar belakang sosial dan ekonomi orang lain.

Finlandia juga memiliki pemandangan yang indah dengan hamparan hutan dan danau yang bening. Banyak orang percaya keindahan alam juga membuat orang bahagia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

4. Afghanistan Urutan Terakhir

Afghanistan menduduki urutan terakhir dalam daftar negara paling bahagia di dunia 2021. Nilai kebahagiaan yang diunggah oleh World Happiness Report 2021 hanya 2,523 dari nilai maksimumnya 8.

Dapatkah dikatakan Afghanistan menjadi negara paling bahagia urutan terakhir karena kondisinya yang kini tengah dikuasai Taliban?

ADVERTISEMENT

Melambatnya ekonomi Afghanistan telah terjadi sebelum Taliban berkuasa. Terutama akibat COVID-19, kekeringan, pengiriman uang yang lebih rendah, perdagangan yang menurun.

Kini beban negara itu bertambah setelah Taliban bangkit kembali. Warga negara disana pun kalang kabut. Banyak yang ingin kabur dari negara tersebut karena takut dengan aturan brutal Taliban. Bandara yang biasanya menjadi tempat aman untuk orang bepergian, berubah menjadi tempat penuh kerumunan.

Dikutip dari Bloomberg, Gubernur Da Afghan Bank Ajmal Ahmady mengatakan Afghani mata uang Afghanistan, kemungkinan akan mengalami pelemahan setelah mencapai rekor terendah pekan lalu. Hal itu, bisa memicu kenaikan harga konsumen dengan membuat impor lebih mahal.

Tidak hanya itu, Afganistan sebagai negara yang bergantung dengan bantuan asing juga terancam tidak lagi menerima bantuan. Banyak negara juga takut untuk menanamkan modal ke Afghanistan.

Mantan Pejabat Dewan Urusan Dunia di India, Nihar Ranjan Das mengatakan pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban dapat menyebabkan setengah tenaga kerja negara itu diusir hingga investasi asing juga akan seret. Dikhawatirkan Taliban memaksa perempuan untuk bekerja.


(ara/ara)

Hide Ads