Jakarta -
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku punya cerita unik di Aceh. Kisah itu terjadi saat dirinya menjabat Menteri Perindustrian dan Perdagangan (Menperindag) di tahun 2000-2001 silam.
Dia bercerita saat masih menjadi Menperindag dirinya pernah mengusulkan Sabang menjadi kawasan pelabuhan bebas. Hal ini dilakukan agar ekspor impor bisa dilakukan lebih mudah di Aceh.
"Aceh ini ada kesan tersendiri buat saya, waktu saya Menperindag di 2001, saya ingat bagaimana, saya Menperindag kala itu usulkan Sabang itu jadi pelabuhan bebas," kisah Luhut dalam sambutan di acara Gernas BBI Aceh, Rabu (8/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, Luhut sampai berkirim surat ke Kementerian Keuangan untuk usulan ini. Namun, 3 minggu berjalan surat itu tak kunjung mendapatkan balasan.
Hingga akhirnya, tiba-tiba dirinya mendapatkan perintah untuk menjadi Menteri Keuangan Ad Interim alias jabatan sementara Menteri Keuangan. Dalam kisahnya ini, Luhut tidak menjelaskan menteri siapa yang dia gantikan sementara kala itu, yang jelas dia menyebutkan saat itu Menteri Keuangan sedang pergi ke Hawaii.
"Tahu-tahu saya jadi ad interim Menteri Keuangan. Jadi saya pernah juga nih biar cuma tentara, lulusan akademi militer, pernah juga ad interim Menteri Keuangan. Menteri Keuangannya sedang pergi ke Hawai kalau saya tidak keliru," ungkap Luhut.
Lihat juga video 'Saat Sri Mulyani Pamer Ekonomi RI Lebih Baik Dibanding Negara G20':
[Gambas:Video 20detik]
Kenapa Luhut yang ditunjuk jadi Menteri Keuangan sementara? Klik halaman berikutnya.
Nah ketika sedang menjabat sebagai Menteri Keuangan Ad Interim, Luhut berusaha meng-goal-kan usulannya untuk menjadikan Sabang sebagai pelabuhan bebas. Ketika memiliki jabatan sementara Menteri Keuangan itu, dia langsung meminta Sekjen Kemenkeu untuk menunjukkan surat yang dikirimnya soal pelabuhan bebas Sabang.
Lalu dia bertanya, apakah mungkin menteri ad interim sepertinya bisa meneken keputusan soal pelabuhan bebas. Setelah mendapatkan konfirmasi akhirnya dia meneken sendiri usulannya soal menjadikan kawasan Sabang menjadi pelabuhan bebas.
"Saya tanya ke Sekjen Kemenkeu, saya tanya lah di mana surat saya dulu mengenai Sabang jadi pelabuhan bebas? Saya tanya, saya punya hak tidak buat tanda tangan, buat jawab surat saya itu? Boleh pak, katanya. Sini bawa sini besok saya teken itu," kisah Luhut.
"Ya sudah saya teken lah itu sehingga Sabang itu bisa impor barang," lanjutnya.
Sejurus kemudian, Luhut mengaku dia langsung disidang di tengah rapat kabinet karena mengizinkan Sabang jadi pelabuhan bebas. Pasalnya, kala itu pemerintah sedang ngeri-ngerinya dengan pergolakan separatis di Aceh.
Khawatirnya dengan menjadikan Sabang sebagai kawasan pelabuhan bebas, penyelundupan barang-barang bisa dilakukan untuk para pemberontak.
"Kemudian saya malah di sidang kabinet diadili. Dilaporkan saya kemudian, katanya saya yang berikan izin. Jadi takutnya kan ada penyelundupan di Aceh, karena pergolakan di Aceh itu kan lagi banyak waktu itu," papar Luhut.
Lanjut ke halaman berikutnya.
Luhut pun langsung bicara dengan Presiden Abdurrahman Wahid kala itu soal kekhawatiran penyelundupan barang di Aceh. Menurutnya, kalau mau bicara penyelundupan, tak perlu jauh-jauh ke Aceh kala itu di Tanjung Priok pun ada.
Yang jadi manfaat menurutnya adalah, dengan dibukanya Sabang jadi pelabuhan bebas maka masyarakat Aceh dapat keuntungannya juga. Toh, menurutnya evaluasi pun dilakukan tiap tahun soal pelabuhan bebas itu.
"Saya sampaikan ke pak Presiden. Pak Presiden kalau penyelundupan kan banyak juga bukan di Aceh, di Priok juga ada. Jadi biar rakyat Aceh ini menikmati fasilitas itu, kan dievaluasi juga secara tahunan," ungkap Luhut