Boncos Dihajar Pandemi, Ini Tips Buat Pekerja Biar Pintar Atur Gaji

Boncos Dihajar Pandemi, Ini Tips Buat Pekerja Biar Pintar Atur Gaji

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 08 Sep 2021 19:30 WIB
Ilustrasi THR
Foto: shutterstock
Jakarta -

Pandemi COVID-19 yang terjadi di berbagai negara termasuk Indonesia memang menekan banyak sektor. Akibatnya banyak pekerja yang juga terdampak dan harus mengatur lagi keuangannya.

Apalagi di masa pandemi ini banyak keperluan mendesak yang bisa mempengaruhi dana darurat. Selain itu tidak sedikit pegawai yang terpaksa mencari pinjaman uang dari pinjol ilegal. Kondisi ini justru makin memperkeruh keadaan dan menyebabkan utang melilit dengan bunga yang tidak wajar.

Co-Founder dan CEO Wagely, Tobias Fischer mengungkapkan semakin sehat kondisi keuangan dan ketahanan finansial para pegawai maka bisa mendorong performa dan produktivitas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena itu dibutuhkan bimbingan dan pendampingan bagi para pekerja untuk bisa mengatur keuangan dengan baik. "Secara psikologis, menurunnya performa dan produktivitas karyawan dapat dipengaruhi oleh kondisi keuangan mereka. Keduanya akan mempengaruhi kelangsungan usaha dan profitabilitas," kata dia, Rabu (8/9/2021).

Dia menyebutkan, jika hal ini dibiarkan seperti masalah cashflow pegawai maka bisa menciptakan turunnya daya beli konsumen dan permintaan barang atau jasa dan keuntungan perusahaan dan ditambah kinerja pegawai yang buruk.

ADVERTISEMENT

Tobias menyebutkan Wagely hadir untuk membantu para pekerja di Indonesia memperbaiki kesehatan dan ketahanan keuangannya, sehingga mereka bisa fokus bekerja dengan lebih baik ketika kondisi keuangan mereka berangsur membaik. Contohnya, banyak pengeluaran yang tidak terduga untuk kebutuhan darurat seperti pengobatan atau perawatan COVID-19 yang diderita anggota keluarganya, sedangkan karyawan belum menerima gaji dan masih harus menunggu hingga tanggal gajian di akhir bulan padahal keadaan ini sangat genting.

"Secara manusiawi, wajar kinerja mereka di tempat kerja terganggu. Di sinilah layanan Wagely sangat dibutuhkan. Mereka bisa gajian lebih awal secara proporsional, dan bisa segera mengobati dan merawat anggota keluarga terkasih yang sedang sakit bahkan kritis," jelas dia.

Tobias meyakini, layanan Earned Wage Access dari Wagely memiliki dampak sosial yang masif dengan memperhatikan nilai kemanusiaan untuk membangun hubungan yang harmonis antara perusahaan dan karyawannya. Keduanya saling membutuhkan satu sama lain. Disatu sisi perusahaan sebenarnya ingin membantu keuangan karyawannya, misalnya melalui payroll loan atau kasbon, namun seringkali terkendala masalah cashflow dan kondisi ekonomi saat ini yang sangat berat. Dalam hal inilah solusi dari Wagely diperlukan.

Kemudian dia memaparkan skema penggunaan Earned Wage Access yang inovatif namun sangat mudah dan sederhana serta yang terpenting dapat membantu karyawan yang membutuhkan dana darurat untuk kebutuhan mendesak dalam rumah tangga, pendidikan dan keperluan sehari-hari lainnya termasuk untuk tujuan pengobatan dan perawatan COVID-19.

Dia menjelaskan Wagely menyepakati perjanjian kerjasama dengan perusahaan yang berminat menggunakan layanan sebagai mitra, maka Wagely akan melakukan proses on-boarding untuk dapat terhubung ke sistem payroll perusahaan tersebut. "Setelah tuntas, Wagely akan menyediakan suatu aplikasi yang dapat diunduh oleh para karyawan perusahaan mitra kami untuk melakukan registrasi dan setelahnya mereka dapat memperoleh sejumlah bagian dari gaji mereka lebih awal secara proporsional sesuai paycycle di perusahaan. Proses pencairan instan dan praktis melalui satu aplikasi," jelasnya.

Menurut dia pada setiap pencairan gaji, Wagely mengenakan biaya transaksi yang terjangkau untuk dibayar karyawan tersebut berkisar hingga Rp 50.000 untuk sekali penarikan tanpa ada bunga atau biaya tersembunyi apapun. Baru pada saat tanggal gajian, Wagely akan melakukan pemotongan atas gaji karyawan dengan jumlah setara dengan gaji yang telah ditarik lebih awal.

"Misal mereka menarik total Rp 1 juta pada tanggal 20 bulan berjalan, maka gaji mereka akan dipotong Rp 1 juta pada tanggal gajian akhir bulan ini. Tentunya biaya transaksi ini jauh lebih ringan dibanding bunga yang tinggi dari pinjaman online ilegal," jelasnya.

Namun menurut dia hal yang perlu diperhatikan, penarikan gaji lebih awal ini bisa dilakukan hingga maksimal 70% dari gaji karyawan yang bersangkutan. Hal ini adalah untuk mencegah penyalahgunaan layanan, maka harus tetap dikontrol, dibimbing dan diawasi. Tujuannya selain membantu meningkatkan kesehatan dan ketahanan keuangan pekerja adalah memberi edukasi terkait manajemen keuangan yang baik. Salah satu kunci kesehatan dan ketahanan keuangan adalah bijak melakukan pengelolaan uang.


Hide Ads