Artis-artis Indonesia belakangan mejeng di Billboard Times Square, New York yang mewakili brand Indonesia. Menanggapi hal itu Pakar marketing menyebut strategi itu bukan untuk memperluas market global, melainkan agar mendapatkan image global. Artinya agar orang bisa melihat bahwa brand itu sudah mendunia.
"Iya jadi gengsi-gengsian, tetapi kalau awarenessnya yang dia dapat image brand global, itu jadi kredibilitas yang bagus, dapat uniknya. Ketika dia bisa pasang iklan di Times Square gak mencapai market dunia, marketnya tetap di sini," tutur Pakar Marketing, Yuswohady, kepada detikcom, Jumat (10/9/2021).
Meski demikian, jika untuk memperluas market lokal itu cukup menjanjikan. Karena dengan tampil di iklan internasional, orang RI menganggap brand lokal itu sudah mendunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang kan jadi mikir, saat viral di digital atau sosial media, itu ada sensasinya, ada istimewanya. Itu cukup powerful, one step ahead dari brand lokal lainnya yang belum melakukan hal tersebut. Orang kan mikir 'oh itu brand global sudah mendunia'," ungkapnya.
Sementara, jika brand lokal yang ingin benar-benar mendunia butuh cukup waktu lama. Waktunya bisa mencapai minimal 10 tahun.
"Kalau kita belajar dari Mayora, Kopiko, Calbi, Indomie, minimal 10 tahun. Indomie 80 negara, kalau Mayora sudah 60 negara. Di sana ada tokonya, ada distributornya, iklannya kaya mereka iklan di sini. Kaya unilever iklan di sini tiap minggunya. Maka kita harus masif, ga bisa sekali iklan di Times Square," tutupnya.