Karena masalah dokumen ini, menurut Eko, pihak Dishub langsung mengatakan akan menarik dan mengandangkan mobil bus yang dibawa Eko. Tapi Eko menolak, dia meminta untuk mengantarkan para warga ke tempat vaksin dahulu baru menyelesaikan masalahnya.
Nah usai mengantarkan para warga ke tempat vaksin, Eko diminta keluar dari hotel oleh petugas Dishub yang ternyata mengikuti busnya di belakang. Di saat itu lah praktik pungli yang disertai pemerasan terjadi pada Eko.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan ditawarkan damai oleh pihak Dishub namun harus membayar Rp 500 ribu. Tawaran itu pun menurut Eko disampaikan dengan cara yang kasar. Ada dua oknum menurutnya yang melakukan hal tersebut kepadanya.
"Awalnya saya dibentak, saya dibilang, 'lu mau dibantu nggak, kok lu yang ngatur'. Dari situ mulai lah diajak angka transaksi itu," kata Eko.
Dari situ pihak Dishub mulai memeras Eko untuk membayar Rp 500 ribu bila ingin mobil yang dia bawa aman. Kata Eko, tawaran aman dengan uang Rp 500 ribu itu sudah disetujui komandan si petugas yang berurusan dengannya.
Karena panik dan takut mobil ditarik, Eko lantas memberikan uang itu ke petugas Dishub dan dia dibiarkan bebas begitu saja.
"Dari pihak Dishub itu, dapat mandat dari komandannya kata dia. Dia minta Rp 500 ribu, supaya mobil nggak ditarik bayar aja segitu kata dia. Karena saya panik, daripada mobil ditarik, saya kasih lah saya Rp 500 ribu,"
Kebetulan, Forum Fakta sendiri merupakan pihak yang meminta jasa perusahaan Eko untuk mengantar warga vaksin. Ketua Fakta Azas Tigor Nainggolan pun langsung melapor kejadian ini ke Kadishub DKI Jakarta.
Menurut laporan Tigor, petugas yang melakukan pungli sudah diproses oleh Dishub DKI Jakarta. Benar saja, tak berapa lama petugas yang melakukan praktik pungli tadi mendatangi pool bus tempat Eko bekerja.
Akhirnya, petugas itu mengembalikkan uang Eko. Bukan cuma mengembalikan uang, kata Eko petugas juga memohon agar berkas laporan punglinya dicabut. Namun, Eko menegaskan yang melaporkan praktik ini adalah Fakta.
"Uang saya terima lah dia mau mengembalikan. Selanjutnya, saya sempat ditelepon terus mereka mohon cabut laporan, saya bilang bukan saya yang lapor," ungkap Eko.
(hal/eds)