Persyaratan yang ketat oleh bank membuat para pedagang pasar kesulitan mendapat akses pembiayaan. Alhasil, para pedagang pedagang pun lari ke rentenir. Ketua Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo) Joko Setiyanto mengatakan, sedikit dari pedagang pasar yang bisa mengakses kredit ke bank.
"Jadi untuk pembiayaan pedagang itu kalau boleh walaupun di luar ini ya, itu perbankan terlalu rigid. Perbankan terlalu rigid untuk syarat-syarat di pedagang-pedagang. Sehingga kalau untuk kredit dari 1.000 pedagang, bisa 100 aja sudah hebat," katanya dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi VI, Selasa (14/9/2021).
Dia mengatakan, selama ini pedagang meminjam uang ke rentenir dengan bunga tinggi. Meski demikian, para pedagang itu tidak pernah menunggak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena bapak ibu semua anggota dewan terhormat, mungkin dengar ya, pinjaman-pinjaman di pasar yang tanpa agunan, orang bilang rentenir ya, itu bunganya mengerikan sekali, sampai hariannya aja, sampai ada 5% per hari. Dan mereka tidak ada yang menunggak," tambahnya.
"Tapi kalau ditanya, nggak ada yang tanya NPWP, jurnalnya, pembukuannya gimana, cuma dikasih aja," tambahnya.
Tarif listrik bebani para pedagang. Klik halaman berikutnya.