Pandemi COVID-19 yang terjadi pada global selama satu tahun lebih rupanya telah mempengaruhi nilai ekspor seluruh sektor perdagangan. khususnya di sektor perikanan.
Akan tetapi, di saat eksportir utama produk perikanan kebanyakan pada pasar global mendapatkan kerugian yang cukup besar, Indonesia justru menjadi salah satu dari sedikit negara yang mengalami kenaikan. Bahkan, di tahun 2020 Indonesia berada pada peringkat ke-8 sebagai eksportir utama sektor perikanan di dunia.
Kenaikan tersebut terus terjadi hingga di tahun selanjutnya. Pada caturwulan pertama 2021 saja, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) nilai ekspor produk perikanan meningkat hingga 4,15% dibandingkan periode sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Bidang Pertanian, Perikanan, Kehutanan, dan Lingkungan Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Robert Muda Hartawan mengatakan bahwa fakta positif yang telah dimiliki oleh sektor perikanan Indonesia di tengah kemerosotan ekonomi global akibat pandemi merupakan aset yang berharga bagi Indonesia untuk menjaga kesejahteraan ekonomi masyarakat, khususnya di lingkungan pesisir.
"Seperti pertanian, sektor perikanan setidaknya telah membantu kondisi perekonomian negara kita menjadi lebih survive terhadap dampak pandemi COVID-19 yang masif ini. Nilai ekspor tersebut dapat dibuat semakin meningkat apabila kualitas dari komoditi dari sektor perikanan tersebut dapat ditingkatkan dan terjamin secara hukum. Sehingga hal tersebut dapat menarik lebih perhatian masyarakat global dan permintaan pun semakin meningkat. Salah satu caranya yaitu melalui sertifikasi," ujar Robert Rabu (13/09/2021).
Robert menyebutkan terdapat beberapa sertifikasi yang dapat diambil oleh para pelaku usaha sektor perikanan, salah satunya yang saat ini tengah digalakkan pemerintah melalui Kementerian Kelautan, Kelautan, dan Perikanan (KKP) sejak tahun 2017 yaitu Indonesian Good Aquacultures Practices (Indo-GAP).
"Dalam sertifikasi ini, suatu unit usaha dari sektor perikanan akan diberi penilaian dari hulu ke hilir atau bisa dikatakan dari tahap pra produksi, produksi, hingga pasca produksi. Di tengah kemajuan budaya dan perilaku konsumen akibat globalisasi, mutu dan jaminan menjadi sebuah keharusan. Sehingga besar harapannya semua pelaku usaha perikanan dapat berinisiatif untuk mengikuti sertifikasi Indo-GAP tersebut," kata Robert.
Robert menekankan fungsi sertifikasi Indo-GAP ini dapat membuat semua produk dari komoditi perikanan menjadi mudah masuk ke suatu negara tanpa harus melalui tahap uji lab dari negara tujuan ekspor. Akan tetapi, terdapat beberapa hambatan yang membuat proses sertifikasi indo-GAP tersebut berjalan kurang maksimal.
"Tidak sedikit dari mereka ingin untuk mengambil sertifikasi ini, namun karena terhalang masalah biaya sehingga mereka mengurungkan niatnya untuk sertifikasi. Saya berharap agar kedepannya pemerintah dapat membantu semua pelaku usaha perikanan dengan memudahkan prosedural dan mengurangi biaya yang ditetapkan dalam proses sertifikasi Indo-GAP ini," ungkap Robert.
Bersambung ke halaman selanjutnya.