Ekonomi China Lagi Ringkih-ringkihnya, Ini Pemicunya

Ekonomi China Lagi Ringkih-ringkihnya, Ini Pemicunya

Siti Fatimah - detikFinance
Kamis, 16 Sep 2021 09:01 WIB
Wuhan secara bertahap mulai kembali pada kehidupan normal menyusul dorongan dari pemerintah setempat untuk membuka kios-kios di jalan.
Ekonomi China Lagi Ringkih-ringkihnya, Ini Pemicunya
Jakarta -

Perekonomian China melemah pada Agustus setelah adanya pengetatan di industri properti dan tantangan menghadapi penyebaran virus varian delta. Hal ini merusak kepercayaan konsumen di sana.

Dikutip dari CNN, Kamis (16/9/2021), berdasarkan data statistik pemerintah yang dirilis kemarin, penjualan ritel bertahan pada bulan Agustus, meningkat hanya 2,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Itu jauh lebih lemah dari yang diharapkan, yakni 8,5% dari bulan Juli.

Juru bicara Biro Statistik Nasional, Fu Linghui mengaitkan pertumbuhan properti yang lambat karena disebabkan wabah COVID-19 dan banjir. Di mana hal itu menghentikan orang bepergian dan menunda pengeluaran liburan musim panas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Produksi industri naik 5,3% dibanding Agustus tahun sebelumnya atau year on year, tapi lebih lambat dari bulan Juli 2021 dan itu merupakan pertumbuhan terlemah dari pabrik-pabrik China dalam setahun. Sementara itu, Investasi di daerah perkotaan meningkat 8,9% untuk periode Januari-Agustus, turun dari 10,3% selama tujuh bulan pertama tahun ini.

Data yang dirilis Rabu memperlihatkan seberapa besar tindakan yang diambil pemerintah untuk memperlambat wabah varian Delta di musim panas ini telah memukul perekonomian. Untuk menghentikan infeksi baru, China telah mengejar strategi nol-COVID-19 yang agresif, mengunci kota, membatalkan penerbangan, dan menangguhkan beberapa operasi pelabuhan.

ADVERTISEMENT

Pendekatan itu berhasil mengendalikan virus, meskipun dengan mengorbankan kegiatan ekonomi. Tetapi ekonomi China juga memiliki masalah lain yang harus dihadapi, termasuk krisis yang dihadapi sektor properti.

Lanjut ke halaman berikutnya.

Lihat juga Video: China Luluh Lantak Diguncang Gempa M 6

[Gambas:Video 20detik]



Proyek perumahan baru, yang diukur dengan luas lantai, turun 3,2% selama delapan bulan pertama tahun ini. "Angin sakal yang dihadapi sektor properti tampaknya semakin intensif," tulis Julian Evans-Pritchard, ekonom senior China untuk Capital Economics, dalam sebuah laporan penelitian pada hari Rabu.

Dia menambahkan bahwa pembatasan pinjaman pemerintah bagi pengembang properti memberikan tekanan pada sektor ini.

Baru-baru ini, krisis uang tunai raksasa properti China Evergrande telah memburuk secara signifikan, dan perusahaan telah memperingatkan bahwa ia dapat gagal membayar utangnya yang besar karena berjuang untuk memotong biaya atau mendapatkan pembeli untuk beberapa asetnya.

Selain itu, salah satu pengembang real estat terbesar di China, telah memicu gejolak pasar di negara itu karena obligasi dan sahamnya jatuh. Investor khawatir bahwa default dapat memiliki efek riak untuk sistem perbankan China dan ekonomi yang lebih luas, serta memicu kerusuhan sosial.

"Wabah baru di provinsi Fujian tenggara menimbulkan risiko penurunan pada perkiraan kami tentang kenaikan pertumbuhan pada kuartal keempat, setelah kuartal ketiga yang lemah," tulis Louis Kuijs, Kepala Ekonomi Asia untuk Oxford Economics, dalam laporan penelitian Rabu.

Kuijs menambahkan, pemerintah China kemungkinan akan menghindari penurunan tajam. Dia mengharapkan pihak berwenang untuk mendukung pertumbuhan dalam beberapa bulan mendatang dengan memotong suku bunga dan memungkinkan pemerintah daerah untuk menerbitkan lebih banyak obligasi untuk mendanai proyek infrastruktur.

Tonton juga Hobi Jadi Investasi, Bisnis Koleksi Action Figure

[Gambas:Video 20detik]




Hide Ads