Perusahaan pengembang properti dari China, Evergrande Group, saat ini tengah membayar investor dalam bentuk real estate. Hal ini dilakukan oleh Evergrande dikarenakan kondisi keuangan perusahaan yang sedang tidak baik.
Melasir Reuters, Senin (20/9/2021), saat ini Evergrande berada dalam pergolakan krisis likuiditas yang membuatnya harus mengumpulkan dana dengan kewajiban lebih dari US$ 300 miliar atau sekitar Rp 4.260 triliun (dengan kurs Rp 14.200/dolar) untuk membayar banyak kreditur dan pemasoknya.
Selain itu merek juga dikabarkan sedang memiliki pembayaran bunga obligasi sebesar US$ 83,5 juta atau sekitar Rp 1,18 triliun yang akan jatuh tempo pada Kamis mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan mengatakan dalam sebuah postingan WeChat, investor yang tertarik untuk menebus produk manajemen kekayaan untuk aset fisik harus menghubungi konsultan investasi mereka atau mengunjungi kantor lokal terlebih dahulu.
Kantor berita keuangan Caixin melaporkan bahwa produk manajemen kekayaan (aset fisik) yang akan diberikan oleh Evergrande ini memiliki nilai sekitar 40 miliar yuan (US$ 6 miliar) atau setara Rp 85,2 triliun. Produk semacam itu biasanya dipegang oleh investor ritel.
"Metode dan detail pembayaran khusus tunduk pada kondisi setempat," kata seorang perwakilan layanan pelanggan kepada Reuters.
Menurut proposal yang dilihat sebelumnya oleh Reuters dan belum dikonfirmasi oleh Evergrande, investor tempat perusahaan berhutang dapat memilih dari apartemen, kantor, ruang ritel, atau tempat parkir.
Awal bulan ini, dalam pengajuan informasi ke bursa, Evergrande menyebutkan telah melunasi utang yang telah jatuh tempo sebesar 219,5 juta yuan kepada pemasok Skshu Paint Co Ltd dalam bentuk apartemen di tiga proyek properti yang belum selesai.