4 Fakta di Balik Krisis Evergrande, Sampai Paksa Ngutang Duit ke Karyawan!

4 Fakta di Balik Krisis Evergrande, Sampai Paksa Ngutang Duit ke Karyawan!

Siti Fatimah - detikFinance
Rabu, 22 Sep 2021 05:30 WIB
Evergrande
4 Fakta di Balik Krisis Evergrande, Sampai Paksa Ngutang Duit ke Karyawan!
Jakarta -

Krisis yang terjadi pada Evergrande Group, raksasa perusahaan properti asal Tirai Bambu menyita perhatian publik. Mereka terancam bangkrut dan memicu gelombang protes dari para investornya di kantor pusat Shenzhen China.

Perusahaan harus membayar bunga atas beberapa pinjaman bank. Pembayaran bunga dengan total lebih dari US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun akan jatuh tempo pada akhir pekan ini.

Berikut 4 fakta menarik seputar krisis raksasa properti China, Evergrande:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Evergrande Punya Ambisi yang Besar

Evergrande mulanya berdiri sebagai pengembang real esatate. Terdaftar di Hong Kong dan berbasis di kota Shenzhen, China Selatan. Ada sekitar 200.000 orang yang bekerja di sana.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, Evergrande mulai merambah ke sektor kendaraan listrik, olahraga, dan taman hiburan. Mereka bahkan memiliki bisnis makanan dan minuman, menjual air minum kemasan, bahan makanan, produk susu, dan barang-barang lainnya di seluruh China.

ADVERTISEMENT

Menariknya pada 2010, perusahaan membeli tim sepak bola, yang sekarang dikenal sebagai Guangzhou Evergrande. Tim itu telah membangun sekolah sepak bola yang disebut-sebut terbesar di dunia dengan biaya US$185 juta atau setara dengan Rp 2,6 triliun.

2. Sosok Owner Evergrande

Perusahaan ini didirikan oleh miliarder China Xu Jiayin, yang juga dikenal sebagai Hui Ka Yan dalam bahasa Kanton. Sebelum mendirikan Evergrande, Hui bekerja sebagai teknisi di sebuah pabrik baja selama 10 tahun. Itu ia lakukan setelah lulus kuliah pada tahun 1982.

Pria berusia 62 tahun ini memulai Evergrande di Guangzhou pada tahun 1996 dan mulai mengambil properti dengan harga rendah di pasar kecil. Proyek pertamanya adalah Taman Jinbi. Sementara itu, Putra Hui, Xu Zhijian, yang punya gelar MBA dari Universitas Tsinghua yang bergengsi, adalah wakil presiden di Evergrande.

Forbes mencatat, Hui masuk dalam daftar terkaya ke 53 di dunia. Sumber kekayaannya murni berasal bisnis real estate. Setidaknya, hingga hari ini, total kekayaan Hui Ka Yan mencapai US$ 11,5 miliar atau setara dengan Rp 164 triliun (kurs dolar Rp 14.300).

Lihat juga video 'Lima Negara yang Jatuh Bangun Bayar Utang hingga Bangkrut':

[Gambas:Video 20detik]



Lanjut ke halaman berikutnya soal Evergrande.

3. Duduk Perkara Evergrande

Permasalahan utama Evergrande adalah dari utang dan bunga yang membengkak. Ternyata selama ini mereka menutupi biaya operasional dari utang.

Perusahaan mendapat reputasi buruk dan di cap sebagai pengembang China yang paling banyak berutang, dengan total lebih dari US$ 300 miliar atau sekitar Rp 4.282 triliun.

Menurut para ahli, ambisi agresif perusahaan sendiri yang membuatnya terjerumus. "Perusahaan itu menyimpang jauh dari bisnis intinya, yang merupakan bagian dari bagaimana mereka masuk ke dalam kekacauan ini," kata Mattie Bekink, Direktur Unit Intelijen Ekonomi China.

4. Paksa Karyawan Pinjamkan Uang ke Perusahaan

Krisis Evergrande semakin nyata terlihat setelah terungkap bahwa perusahaan memberikan pilihan secara tegas kepada karyawannya antara memberikan pinjaman kepada perusahaan atau tidak mendapatkan bonus gaji selama bekerja.

Setidaknya ada 70-80% karyawan Evergrande di seluruh China diminta untuk memberikan uang kepada perusahaan untuk membantu mendanai operasi Evergrande.

Salah satu karyawan, Jin Cheng mengatakan, mereka sudah kehabisan kesabaran karena utang yang tak kunjung dibayar. Akhirnya, para karyawan turun ke jalan dan melakukan aksi demonstrasi di depan kantor Evergrande.

"Tidak ada banyak waktu tersisa bagi kami," kata Jin, seorang karyawan berusia 28 tahun di kota timur Hefei.

Dia mengatakan telah memberikan US$ 62.000 atau setara dengan Rp 883 juta dari uang pribadinya ke Evergrande Wealth, cabang investasi perusahaan, atas permintaan Manager Seniornya.

Selain Jin, ada juga Liu Yunting yang telah memberikan uang sebesar US$ 200.000 atau setara dengan Rp 2,8 miliar dari orang tua dan mertuanya ditambah uang miliknya sekitar US$ 75.000 atau sekitar Rp 1 miliar ke Evergrande Wealth.


Hide Ads