Kasus Evergrande Katanya Beda dengan Lehman Brothers si Pemicu Krisis Global

Kasus Evergrande Katanya Beda dengan Lehman Brothers si Pemicu Krisis Global

Tim detikcom - detikFinance
Rabu, 22 Sep 2021 17:22 WIB
Evergrande
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Utang pengembang properti China, Evergrande disebut tidak membuat kejatuhan parah seperti Lehman Brothers pada 2008. Saham Evergrande yang tercatat di bursa Hong Kong anjlok 90% sejak Juli 2020 karena pemerintah China menindak spekulasi di pasar real estate.

Dalam lima hari terakhir, saham Evergrande juga turun 20%. Para investor mengamati apakah perusahaan properti dengan utang raksasa ini bisa mendapatkan jutaan dolar untuk membayar bunga surat utang beberapa hari mendatang.

Hal yang membedakan krisis Evergrande dengan Lehman Brothers adalah kepemilikan aset secara fisik. Evergrande memiliki aset tanah, sementara Lehman Brothers mempunyai aset keuangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini bukan dana kelolaan investasi dengan leverage tinggi atau bank yang aset keuangannya menuju nol. Ini adalah perusahaan properti dengan utang cukup banyak, US$ 300 miliar," kata Kepala Penelitian Regional untuk Asia-Pasifik ING, Rob Carnell dikutip dari CNBC, Rabu (22/9/2021).

Ia berharap Evergrande bisa mendapatkan arus kas dari aset fisiknya. Perusahaan bisa menyelesaikan proyeknya dan menjual untuk membayar utang.

ADVERTISEMENT

"Evergrande menghadapi krisis likuiditas meskipun memiliki bank tanah yang besar," ujar Kepala Ekonom China di Macquarie, Larry Hu.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Runtuhnya Lehman Brothers pada 2008 membuat krisis sektor keuangan bahkan membuat pasar meragukan kondisi kesehatan bank lain.

"Tapi sangat tidak mungkin bahwa Evergrande membuat harga tanah jatuh. Bagaimanapun nilai tanah lebih transparan dan stabil daripada instrumen keuangan," ujarnya.

Perbedaan penting lainnya dalam kasus Evergrande adalah tingkat kontrol dan keterlibatan pemerintah yang lebih besar dalam industri real estate China.

"Bank-bank China dan banyak entitas lainnya adalah yang pertama menjadi senjata pemerintah," ujar analis di perusahaan riset China, Beige Book.

Bank investasi AS, Lehman Brothers yang runtuh 13 tahun lalu menjadi ikon dalam krisis keuangan global. Bank menanggung puluhan miliar dolar AS sekuritas. Hingga akhirnya pemerintah membiarkan Lehman bangkrut sambil menyelamatkan lembaga keuangan lainnya.

Larry Hu juga mengatakan rekam jejak pemerintah China yang baru-baru ini dalam merestrukturisasi sejumlah perusahaan raksasa seperti Anbang Insurance, Baoshang Bank, HNA Group, dan China Huarong Asset Management.

"Sistem perbankan China memiliki keuntungan tahunan 1,9 (triliun yuan) dan provisi 5,4 (triliun yuan), yang dapat dengan mudah menyerap kerugian dari Evergrande," katanya.


Hide Ads