Namun, Mendag Lutfi memberi penjelasan bahwa pasokan jagung memang tidak ada. "Gini, kalau ada barangnya, sekarang kita jangan ngomong jutaan, ngomong 7.000 (ton) aja nggak ada buat kebutuhan sebulan di Blitar, nggak ada barangnya," kata dia.
"Saya ingin menjawab pertanyaan Pak Mufti tentang harga pakan jagung. Kalau kita punya sekarang 2,3 juta (ton) jagung, mungkin nggak harganya naik meroket seperti itu? Tidak mungkin," paparnya.
Pihak Kementan pun merespons. Direktur Serelia Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Moh. Ismail Wahab menegaskan, data stok jagung hingga 2,3 juta ton di lapangan benar adanya. Ini untuk merespon keraguan data stok jagung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ismail, Kementan melakukan update data stok jagung secara reguler setiap pekannya. Bahkan ada dua unit kerja yang secara aktif melakukan, yaitu Badan Ketahanan Pangan dan Pusat Data dan Informasi Pertanian.
Ismail mengatakan Kementan siap menunjukkan lokasi gudang dan sentra yang saat ini memiliki stok jagung bila ada pihak lain yang ingin segera membantu distribusi jagung.
"Masalahnya saat ini bukan produksi, namun distribusi jagung ke peternak yang terhambat. Kami punya data stok, silahkan tanya kami bila benar ingin menyelesaikan perkara jagung peternak mandiri," tandas Ismail.
Ismail mengakui, ada kecenderungan pabrik pakan besar dan pengepul menyimpan jagung dalam jumlah besar. Ini mengingat adanya kekhawatiran suplai jagung untuk produksi pakan terganggu dan kondisi harga jagung pasar dunia yang sedang tinggi.
"Harga jagung di petani masih tinggi, karena pabrik masih berani membeli tinggi. Sementara harga pasar dunia naik 30%. Saya kira regulator harga jagung harus melakukan intervensi aktif. Kasihan peternak mandiri kita," ujarnya.
(aid/dna)