Harga Telur Ayam Anjlok, Peternak di Rembang Merugi

Harga Telur Ayam Anjlok, Peternak di Rembang Merugi

Arif Syaefudin - detikFinance
Jumat, 24 Sep 2021 21:45 WIB
Telur Ayam
Foto: Anisa Indraini
Rembang -

Harga telur ayam terus merosot belakangan ini. Di saat yang sama, terjadi kenaikan harga pakan ayam. Hal itu membuat para peternak ayam jenis petelur di Kabupaten Rembang kian mengeluh.

Peternak ayam petelur, Hadi mengatakan, peningkatan harga pakan membuat peternak tidak meraup untung. Anjloknya harga telur di pasaran terjadi semenjak PPKM di hampir seluruh wilayah Indonesia.

"Harga produksi jagung pakan ternak dan konsentrat meningkat menjadi salah satu faktor yang ikut menyulitkan para peternak. Hari ini saja sudah rugi Rp 50 ribu mas," kata Hadi ditemui wartawan, Jumat (24/9/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hadi menjelaskan, harga jagung untuk pakan ayam saat ini mencapai Rp 5.500 per kilogram, sebelumnya hanya Rp 3.500 per kg. Sedangkan untuk harga konsentrat, campuran paka ayam, yang sebelumnya Rp 350 ribu, kini mengalami kenaikan Rp 420 sampai Rp 450 ribu per 50 kilogram.

"Seharusnya kita kasih makan ayam Rp 5.000 per kilogram, kini bertambah menjadi Rp 7.000 per kilogram. Sedangkan hasil produksi telur sehari hanya 150 butir dari total keseluruhan ayam petelor 300 ekor," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Hadi menambahkan, harga penjualan telur ayam saat ini Rp 16.500 per kg. Harga tersebut tak seimbang dengan harga pakan yang terus naik dan perawatannya.

"Harga penjualan telur ayam semula Rp 23 ribu per kilogram kini hanya Rp 16.500 per kg. Kami hanya bisa pasrah, karena harga sudah berpatokan dengan pinsar telur nasional," bebernya.

Sementara itu, peternak ayam petelur lainnya, Ali mengaku, ia juga mengalami kerugian setiap harinya. Jika biaya perawatan dikurangi, hasil produksi telur juga ikut berkurang.

"Kami punya 1.200 ekor ayam petelur, biaya pakan sehari itu mencapai Rp 900 ribu. Kalau untuk pakan kami masih mencukupi karena menyetok, jadi kami rugi vitamin dan obat-obatan," ucapnya.

Ali berharap dinas atau instansi terkait segera membuat aturan terkait standar harga telur ayam. Agar harga telur ayam kembali normal dan para peternak kecil kembali laku dipasaran.

"Yang penting ada harga atas dan harga bawah. kami juga berharap adanya bantuan subsidi jagung dari dinas terkait untuk para peternak, agar para peternak bisa memperoleh laba untuk biaya untuk perawatan ayam," paparnya.

Terpisah, Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang Agus Iwan Haswanto mengakui tak bisa berbuat banyak atas kondisi tersebut. Menurutnya, Pemkab akan sebatas menindaklanjuti dengan menggelar agenda bakti sosial.

"Kami sudah menerima usulan, guna membantu menyerap harga telur ayam dari para peternak yang sedang anjlok ini. Saat ini sedang kita bahas, misalkan jadi ya gerakannya hanya bakti sosial saja tidak bisa mengambil telur ayam dalam jumlah banyak," katanya kepada wartawan, Jumat (24/9/2021).

Agus menjelaskan, pihaknya saat ini sudah memahami kondisi para peternak ayam petelur di Rembang, memang kenaikan harga jagung yang relatif tinggi membuat banyak peternak ayam petelur merugi. Namun, dari Pemkab Rembang tidak ada kemampuan untuk memberikan bantuan subsidi jagung kepada para peternak, hal itu terkendala oleh proses penganggaran.

"Karena terkendala proses penganggaran, sebab biaya yang di perlukan terlalu besar. kami hanya bisa membantu data-data yang ada untuk bisa di ambil kebijakan ditingkat yang lebih tinggi. Saat ini produksi jagung masih terus berjalan. di Kabupaten Rembang sendiri masih terdapat potensi panen sekitar 3000 hektare. Jika diasumsi per hektare hasil panen bisa mencapai 15 sampai 16 ribu ton," jelasnya.


Hide Ads