Teten Takjub Koperasi Bisa Produksi Gula Semut 100 Ton/Bulan

Teten Takjub Koperasi Bisa Produksi Gula Semut 100 Ton/Bulan

Arbi Anugrah - detikFinance
Sabtu, 25 Sep 2021 21:30 WIB
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki/Foto: Kemenkop UKM
Banyumas -

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengunjungi Koperasi Usaha Bersama (KUBE) Manggar Jaya di Desa Semedo, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas. Koperasi tersebut bergerak di produksi gula semut atau gula kelapa.

Menurut Teten, Desa Semedo merupakan salah satu Desa binaan Astra yang sangat baik dengan membuat produk gula semut.

"Yang saya lihat di sini (produksi gula semut) sangat inovatif dengan diolah secara higienis, terus standar dan ada yang rasa rempah dan ini market-nya sudah ke luar negeri, kapasitas produksinya juga bagus 100 ton per bulan," kata Teten di Desa Semedo, Sabtu (25/9/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan jika peningkatan pendapatan petani dengan produksi gula semut ini meningkat luar biasa. Dengan model pengembangan desa seperti ini dapat ditiru oleh daerah lain.

"Jadi ini model desa binaan yang sangat bagus, saya kira dari satu produk, ini kalau sudah terhubung dengan market yang besar bahkan global, ini bisa menggerek komoditi komoditi yang lain," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Dia menjelaskan jika model suplai bahan baku dari petani memang sangat penting dibangunnya sebuah koperasi yang dapat menaungi sebagai kelembagaan usaha.

"Kami dari kementerian koperasi di sisi suplai bahan baku di tingkat petani memang perlu di konsolidasi dalam bentuk koperasi, dan sekarang ini sudah ada koperasinya, nanti itu mungkin kelembagaan usaha ini bisa ditingkatkan kapasitas usahanya," ujarnya.

Dia melihat, potensi kelapa dan turunannya ini sangat potensial. Pasalnya saat ini, tren kelapa di pasar global sudah mulai banyak dilirik karena produk turunannya beragam.

"Kelapa di dunia sekarang sedang mengarah ke tren ya sangat kuat, beberapa industri besar sudah melirik kembali kelapa, baik untuk minyak kelapa, gula, dan lain sebagainya, karena gula dari sisi lingkungan itu sangat bagus, jadi tidak ada campaign negatif seperti sawit," ucapnya.

Ke depannya dia menjelaskan jika perlu adanya perhatian, diantaranya seperti peremajaan pohon kelapa dengan varietas unggul.

"Kelapa ini harus menjadi perhatian supaya ada peremajaan kelapa, termasuk tadi pak Bupati juga bilang ada varietas baru yang lebih unggul. Jadi kelapa menjadi komoditi unggul, trennya sudah kesana," jelasnya.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Sementara menurut Koperasi Usaha Bersama (KUBE) Manggar Jaya, Akhmad Sobirin mengatakan jika di tahun 2021 ini pihaknya telah menggandeng 10 desa dan lima kecamatan di Kabupaten Banyumas untuk membentuk koperasi. Koperasi ini dibentuk untuk mewadahi semua kegiatan petani termasuk pasar, pemberdayaan, hingga manajemen.

"Kelompok tani tetap ada, tetapi untuk mewadahi kelompok tani semua kita buat yang namanya koperasi. Dengan kegiatan itu kemudian ada yang dari Astra juga yang namanya Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), di mana kami didampingi lebih ke arah pelatihan, lalu gimana kami bisa bekerja sama dengan pasar, dengan eksportir, dan ditargetkan oleh Astra di tahun 2021 kami bisa mandiri secara ekspor, yang tadinya kami dari 2012 produk kami sudah masuk ekspor, cuma masih ngisi ke pihak eksportir," ucapnya.

Dia mengaku jika saat ini pendampingan tidak hanya dari Astra, tapi juga dari Kementerian Koperasi dan UKM, Kementrian Perdagangan, dan hampir seluruh Kementerian saat ini ikut mendampingi.

"Pak menteri sampai hari ini ke sini memang karena ingin melihat kegiatan kami yang katanya menarik, dan beliau harus datang ke sini untuk melihat langsung," ucapnya.

Bahkan, dia mengatakan jika dari 10 desa binaan Koperasi Usaha Bersama (KUBE) Manggar Jaya, jika diakumulasikan seluruhnya. gula yang dihasilkan sudah mencapai 100 ton per bulannya.

Meskipun demikian, tidak semua gula dari 10 desa binaanya itu dapat diekspor. Masih terdapat tiga desa yang diakuinya saat ini masih belum seluruhnya membuat gula semut, karena kebanyakan dari petani di tiga desa tersebut masih memanfaatkan air nira kelapa yang merupakan bahan baku gula semut digunakan untuk membuat tuak.

"Ada tiga desa yang memang belum ke gula kristal (gula semut atau gula kelapa). Bahkan itu juga jadi visi misi kami, karena itu pola yang kurang baik, karena memang mereka produksi, tapi air niranya dijual untuk bahan tuak. Jadi ini salah satu program kami agar mereka harus berubah. Ada satu desa Cibangkong yang tadinya full membuat tuak, sekarang sudah produksi gula kristal semua dan di sana ada 100 petani," jelasnya.


Hide Ads