Aplikasi PeduliLindungi Mau Diterapkan di Pasar, Pedagang: Sulit!

Aplikasi PeduliLindungi Mau Diterapkan di Pasar, Pedagang: Sulit!

Anisa Indraini - detikFinance
Senin, 27 Sep 2021 14:53 WIB
Jika Aplikasi PeduliLindungi Error, Ini 4 Hal yang Bisa Dilakukan
Foto: Dok.detikcom
Jakarta -

Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menilai penerapan aplikasi PeduliLindungi di pasar rakyat belum bisa diimplementasikan dalam waktu dekat. Hal itu untuk menyikapi Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang akan melakukan uji coba penerapan tersebut.

"Sejak awal kami telah menyampaikan PeduliLindungi tidak bisa diimplementasikan di pasar dalam waktu singkat ini. Bukan berarti kami tidak setuju, kami tetap mendorong agar pemerataan vaksinasi di pasar tradisional itu dilakukan, tetapi faktanya memang ini masih belum siap," kata Ketua Bidang Infokom DPP IKAPPI, Muhamad Ainun Najib, Senin (27/9/2021).

Najib menjelaskan masih banyak hal yang harus diperbaiki sebelum PeduliLindungi diterapkan di pasar rakyat. Dia pun menyatakan sudah menyampaikan ke Kementerian Kesehatan jika aplikasi tersebut sulit diterapkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sudah koordinasi dengan Kementerian Kesehatan melalui zoom meeting beberapa waktu yang lalu, menyampaikan beberapa faktor tentang sulitnya PeduliLindungi diberlakukan di pasar tradisional. Ini yang harus menjadi catatan dan pentingnya kita mempersiapkan terlebih dahulu beberapa faktor-faktor yang menjadi kendala," ujarnya.

Berikut beberapa catatan yang perlu diperhatikan sebelum aplikasi PeduliLindungi diterapkan di pasar:

ADVERTISEMENT

1. Akses vaksin yang belum merata di pasar tradisional membuat pedagang masih belum cukup banyak mendapatkan vaksin. "Ini kami terus mendorong agar vaksinasi itu dilakukan di pasar tradisional," tutur Najib.

2. Pemerintah harus memberikan alternatif pengganti PeduliLindungi untuk masuk ke pasar bagi pedagang yang tidak bisa divaksin COVID-19 atau yang tidak punya handphone (HP).

"Mbok-mbok yang tidak punya HP android itu sulit juga apalagi tidak banyak yang melek teknologi," imbuhnya.

"Banyak faktor yang seharusnya bisa diperbaiki terlebih dahulu, tetapi apapun yang terjadi kalau memang itu dipaksakan kami berharap tidak saklek pemerintah atau pengelola pasar karena akan terjadi gesekan," tambahnya.

(aid/das)

Hide Ads