Geger Amerika Berpotensi Gagal Bayar Utang Rp 400.000 T, Kok Bisa?

Tahukah Kamu?

Geger Amerika Berpotensi Gagal Bayar Utang Rp 400.000 T, Kok Bisa?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 27 Sep 2021 17:55 WIB
Petaka Utang-Piutang
Foto: Petaka Utang-Piutang (Mindra Purnomo/tim infografis detikcom)
Jakarta -

Pemerintah Amerika Serikat geger soal utang. Kementerian Keuangan AS kemungkinan akan kehabisan uang untuk membiayai belanja pemerintah bila batas utang tidak segera dinaikkan.

Debt ceiling alias batas utang menjadi masalah utama dalam kegegeran ini. Batas utang AS baru saja diakhiri penangguhannya. Sementara pemerintah mengaku tak mampu lagi membayar semua kewajiban atau utangnya per bulan Oktober.

Kegegeran pun merembet ke Kongres Amerika Serikat, para legislator berdebat apakah batas utang harus kembali ditunda, dinaikkan, atau ditahan saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah biar nggak bingung, kita simak satu per satu masalah yang terjadi pada utang AS ini. Simak yuk!

1. Apa Itu Batas Utang AS?

Sederhananya, batas utang adalah jumlah uang maksimum yang dapat dipinjam oleh Kementerian Keuangan AS dalam bentuk penjualan obligasi.

ADVERTISEMENT

Nah, uang dari utang ini akan digunakan untuk membayar sejumlah besar kewajiban keuangan setiap bulan. Mulai dari pembayaran Jaminan Sosial, pembayaran asuransi kesehatan AS Medicare, dan program lain seperti pengembalian pajak.

Bila utang sudah sampai batasnya, tanpa seizin kongres untuk terus mengambil utang kemungkinan Kementerian Keuangan tidak dapat membayar kewajibannya alias default. Apalagi utang memang diperlukan karena pemerintah AS telah menghabiskan lebih banyak uang daripada yang diterima melalui pajak saat ini.

Batas utang ini sendiri telah meningkat secara teratur sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1917. Sejak tahun 1960, plafon utang telah dinaikkan atau ditangguhkan 78 kali.

Kantor Anggaran Kongres Amerika Serikat sendiri memperkirakan pada bulan Juli batas utang perlu dinaikkan dari US$ 22 triliun menjadi US$ 28,5 triliun.

Kementerian Keuangan AS juga mengatakan bahwa kegagalan untuk menaikkan pagu, dan akibatnya membiarkan pemerintah gagal membayar kewajibannya akan memiliki konsekuensi ekonomi yang dahsyat.

Apa yang terjadi kalau sampai AS gagal bayar utang? Buka halaman selanjutnya.

2. Kalau AS Gagal Bayar Kewajiban, Apa yang Terjadi?

AS akan masuk ke dalam kondisi default bila gagal membayar kewajibannya. Mulai dari jaminan sosial, kredit pajak, hingga gaji militer. Apalagi jika batas utang gagal untuk ditunda atau pun dinaikkan jumlahnya.

Menurut Menteri Keuangan Jannet Yellen, AS tidak pernah gagal membayar kewajibannya sebelumnya. Yellen mengatakan dia yakin bahwa masalah ini akan ada jalan keluarnya.

Tapi dia mengatakan kegagalan untuk mencari jalan keluar pada batas utang dapat menciptakan krisis keuangan bersejarah yang akan mengakibatkan pertumbuhan miliaran dolar dan jutaan pekerjaan hilang.

Dalam lembar fakta yang dirilis awal bulan ini, Gedung Putih memperingatkan kegagalan menunda atau menaikkan batas utang akan menyebabkan pengangguran meningkat dan jutaan orang kehilangan pekerjaan.

AS pernah hampir gagal membayar kewajibannya pada tahun 2011, kala itu pasar saham jeblok, S&P 500 merosot lebih dari 18%. Tapi bukan hanya pasar, operasi lain yang mengandalkan dana pemerintah juga akan melambat atau ditutup seluruhnya. Pembayaran angsuran kredit pajak anak bisa berhenti dikirim, bersamaan dengan itu layanan lain seperti kupon makanan gratis dan Jaminan Sosial juga akan berhenti dikirim.

Di luar operasi pemerintah yang terkena dampak, bisnis yang menyediakan layanan bagi pemerintah juga kemungkinan terdampak. Bisa saja tiba-tiba mereka akan melihat arus kas mengering karena order juga menipis. Kegagalan bisnis ini, pada gilirannya, dapat mengakibatkan hilangnya pendapatan bagi pekerja Amerika.

3. Apa yang Terjadi di Kongres AS?

Di lain pihak, perdebatan besar terjadi di tengah para legislator di AS. Kongres terbagi dua. Demokrat ingin menangguhkan atau meningkatkan batas utang melalui undang-undang. Namun, pimpinan Partai Republik selaku oposisi mengatakan bahwa Demokrat perlu menemukan cara untuk meloloskan rencana itu tanpa dukungan dari pihaknya.

Demokrat berpendapat bahwa menaikkan pagu hanya akan memungkinkan Kementerian Keuangan AS membayar semua pengeluaran pemerintah.

Partai Republik mengatakan mereka tidak akan memberikan persetujuan apapun soal batas utang, karena rencana pengeluaran Demokrat dinilai cukup besar senilai US$ 3,5 triliun.

Demokrat sendiri bisa meloloskan keputusan untuk menangguhkan atau meningkatkan batas utang AS dengan cara rekonsiliasi anggaran. Prosesnya hanya membutuhkan mayoritas suara sederhana dari kedua partai, tapi suara tetap harus bipartisan.


Hide Ads